Kedua, masalah pendanaan. Teknologi pertanian, seperti drone dan sistem IoT, masih relatif mahal. Diperlukan skema pembiayaan khusus yang mudah diakses oleh petani muda atau kelompok agri-tech skala kecil.
Ketiga, literasi digital petani senior. Gen Z perlu berperan sebagai jembatan, mengajarkan dan mendampingi petani generasi sebelumnya untuk mau dan mampu mengadopsi teknologi digital secara sederhana.
Apabila Gen Z berhasil mengatasi tantangan ini, mereka tidak hanya akan mengamankan pasokan pangan nasional, tetapi juga menetapkan standar baru untuk pertanian global: pertanian yang produktif, menguntungkan, dan secara fundamental baik untuk bumi.K
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Generasi Z adalah katalisator yang ditunggu-tunggu dalam sektor pertanian. Mereka membawa kemampuan digital, semangat inovasi, dan kepedulian lingkungan yang mampu mengubah citra pertanian dari pekerjaan lama menjadi profesi berkelas dunia.Â
Dengan teknologi digital, Gen Z bukan lagi sekadar menggarap lahan dengan cangkul, tetapi mengelola ekosistem pangan secara cerdas.Â
Dukungan ekosistem yang tepat akan memastikan mereka menjadi kekuatan utama yang mewujudkan Kedaulatan Pangan Hijau Indonesia, menjamin ketersediaan pangan yang stabil dan berkelanjutan bagi masa depan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI