Lingkungan yang mendukung inovasi inilah yang akan membuat Gen Z berani terjun dan berkreasi di sektor pertanian.
Intinya, Gen Z tidak harus bertani dengan cara lama. Mereka didorong untuk menjadi "Pelopor Inovasi Digital".Â
Mereka adalah manajer, analis data, programmer, dan pemasar di belakang layar sistem pertanian modern. Ketika pertanian menjadi canggih dan menguntungkan, minat Gen Z akan datang dengan sendirinya.
Inovasi Digital dan Praktek Pertanian Berkelanjutan
Inovasi digital yang dibawa Gen Z adalah solusi utama untuk mewujudkan Pertanian Berkelanjutan, sebuah sistem yang ramah lingkungan dan mampu menghasilkan panen dalam jangka panjang.Â
Konsep berkelanjutan ini sangat penting karena perubahan iklim dan degradasi lingkungan sudah menjadi ancaman nyata.
Salah satu inovasi penting adalah Pertanian Presisi (Precision Farming). Gen Z menggunakan sensor IoT (Internet of Things) yang ditanam di tanah untuk mengukur kelembapan, suhu, dan kadar nutrisi secara real-time.
Data dari sensor ini dikirim ke aplikasi. Petani muda kemudian dapat memutuskan dengan tepat kapan dan seberapa banyak air atau pupuk yang dibutuhkan.
Penerapan presisi ini menghasilkan tiga dampak positif yang berkelanjutan. Pertama, efisiensi air meningkat drastis, mengurangi pemborosan. Kedua, penggunaan pupuk dan pestisida berkurang, sehingga meminimalkan pencemaran air dan tanah.
Inovasi kedua adalah pengembangan Pertanian Vertikal (Vertical Farming) dan Hidroponik. Sistem ini memungkinkan budidaya di lahan sempit atau bahkan di dalam gedung, sangat cocok untuk Gen Z yang tinggal di perkotaan.
Pertanian vertikal menggunakan sedikit air dan tidak memerlukan pestisida. Ini adalah bentuk pertanian berkelanjutan karena mengurangi tekanan pada lahan pertanian tradisional dan memastikan produksi pangan tetap berjalan stabil meski kondisi cuaca buruk.