Padi yang dihasilkan di Sumedang memiliki karakteristik yang baik, sementara jagungnya seringkali menjadi pasokan untuk industri pakan.Â
Tembakau dari Sumedang juga memiliki pasar yang stabil. Keberhasilan mereka dalam mengelola ketiga komoditas ini menunjukkan adanya manajemen lahan yang baik dan kemampuan untuk berinovasi.
Model pertanian Sumedang ini sangat relevan untuk masa kini. Mereka membuktikan bahwa kemajuan teknologi tidak selalu harus menggantikan tradisi, melainkan bisa berjalan beriringan.Â
Kolaborasi antara petani senior dengan petani muda yang lebih melek teknologi menjadi kunci sukses mereka.
4. Ciasem (Kabupaten Subang): Raksasa Padi yang Tak Tergantikan
Terakhir, Ciasem di Kabupaten Subang adalah raksasa pertanian yang tak terbantahkan. Daerah ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat, bahkan di Indonesia.Â
Di sini, pemandangan yang mendominasi hanyalah hamparan sawah hijau yang seolah tak berujung.
Model pertanian di Ciasem adalah tentang skala dan spesialisasi. Mereka hampir seluruhnya fokus pada penanaman padi.Â
Dengan dukungan irigasi yang sangat baik dari Bendungan Jatiluhur, panen padi bisa dilakukan beberapa kali dalam setahun. Konsistensi ini membuat Subang menjadi penyumbang terbesar untuk stok beras nasional.
Subang menunjukkan bahwa spesialisasi pada satu komoditas dapat menghasilkan produktivitas yang luar biasa. Efisiensi operasional dan sistematisasi proses pertanian membuat mereka mampu menghasilkan volume panen yang sangat besar.Â
Mereka adalah contoh nyata dari model pertanian berbasis korporasi yang fokus pada kuantitas, namun tetap menjaga kualitas.