Aroma amis ikan bercampur dengan bau angin laut, menciptakan suasana yang khas dan otentik. Pemandangan itu seolah menjadi gambaran nyata dari kehidupan di pesisir.
Para nelayan itu sangat bersyukur. Mereka tidak hanya mendapatkan ikan layur, tetapi juga ikan jenis lain yang harganya juga cukup baik di pasaran.Â
Namun, ikan layur tetap menjadi yang utama. Jumlahnya yang melimpah membuat mereka yakin bahwa hari ini mereka akan membawa pulang penghasilan yang memuaskan.
Kehidupan Nelayan Jayanti di Musim Panen
Kehidupan nelayan di Pantai Jayanti memang bergantung pada alam. Mereka sangat memahami siklus musim dan pergerakan ikan di laut.Â
Mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk melaut dan kapan harus bersabar menunggu. Panen raya seperti ini adalah momen yang paling mereka tunggu-tunggu.Â
Ini adalah waktu bagi mereka untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Salah satu nelayan bercerita tentang kehidupannya. Ia mengatakan bahwa tidak setiap hari mereka bisa mendapatkan hasil tangkapan sebanyak ini. "Kadang sepi, Pak. Pulang cuma bawa sedikit," katanya.Â
Oleh karena itu, ketika musim panen tiba, mereka akan bekerja lebih keras. Melaut lebih awal dan pulang lebih sore, demi memanfaatkan momen keberuntungan ini.
Mereka tidak hanya bekerja, tetapi juga bekerjasama. Antar nelayan saling membantu. Jika ada yang mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak, ia akan berbagi dengan yang lain.Â
Solidaritas antar nelayan sangat kuat, karena mereka menyadari bahwa mereka semua berada dalam satu nasib yang sama, bergantung pada belas kasihan laut.