Al Ghifari menaungi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK/RA), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Plus Al Ghifari, hingga perguruan tinggi yaitu Universitas Al Ghifari.
Di semua unit pendidikan di bawah naungan Yayasan Al Ghifari, fondasi agama Islam diajarkan secara intensif dan diintegrasikan ke dalam kurikulum. Pendidikan Islam bukan hanya menjadi mata pelajaran formal, tetapi juga menjadi ruh dan pedoman dalam seluruh kegiatan belajar mengajar.
Terutama di tingkat pendidikan dasar dan menengah seperti RA, SD, SMP, dan SMA/SMK, penanaman nilai-nilai agama Islam dilakukan melalui berbagai kegiatan pembiasaan. Salah satu contohnya adalah program pendidikan Al-Quran, di mana para siswa dibiasakan untuk tadarus bersama setiap hari.
Pembiasaan membaca Al-Quran tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami kitab suci, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung di dalamnya. Kisah-kisah dalam Al-Quran yang mengajarkan tentang kejujuran, keadilan, dan amanah diharapkan dapat menjadi teladan bagi para siswa.
Selain itu, pembiasaan shalat Dhuha juga menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter siswa di Al Ghifari. Shalat Dhuha diyakini memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah melatih kedisiplinan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kegiatan kultum (kuliah tujuh menit) juga rutin diadakan, di mana para siswa dan guru secara bergilir memberikan nasihat-nasihat agama yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kultum menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan etika secara singkat dan menarik.
Lebih lanjut, Yayasan Al Ghifari juga secara sadar dan terstruktur menerapkan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama dalam seluruh aspek kegiatan sekolah. Nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, dan saling menghormati ditanamkan melalui contoh perilaku, aturan sekolah, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bernafaskan Islami.
Dengan penanaman nilai-nilai agama yang kuat sejak usia dini, diharapkan para siswa Al Ghifari tidak hanya menjadi generasi yang cerdas dan kompeten, tetapi juga memiliki integritas moral yang kokoh dan mampu menolak segala bentuk praktik korupsi di masa depan.
Upaya yang dilakukan oleh Yayasan Al Ghifari di Bandung ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga pendidikan lainnya di seluruh Indonesia. Pendidikan agama yang dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan terintegrasi dapat menjadi salah satu solusi efektif dalam menumbuhkan "gen antikorupsi" dalam DNA anak bangsa.
Ketika nilai-nilai agama telah mendarah daging dan menjadi landasan moral dalam setiap tindakan, maka diharapkan korupsi tidak lagi menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Generasi yang tumbuh dengan pemahaman agama yang benar dan nilai-nilai etika yang kuat akan menjadi benteng yang kokoh dalam melawan praktik-praktik korupsi.
Membangun bangsa yang bersih dari korupsi adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan komitmen dari semua pihak. Namun, dengan menanamkan nilai-nilai agama sejak dini melalui pendidikan yang berkualitas, kita dapat berharap akan lahirnya generasi emas Indonesia yang berintegritas dan antikorupsi.