Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jamu Sehat, Tubuh Kuat: Panduan Cerdas Memetik Manfaat dan Menghindari Bahaya dari Akar hingga Racikan

19 Agustus 2025   08:26 Diperbarui: 19 Agustus 2025   08:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Jamu. | Image by Shutterstock/Tantri Setyorini

Pernahkah Anda melihat ibu-ibu penjual jamu keliling dengan bakul yang berisi botol-botol kaca berwarna-warni? Atau mungkin Anda adalah salah satu pelanggan setianya, yang tak pernah melewatkan secangkir jamu kunyit asam atau beras kencur setiap pagi. 

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, jamu bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari tradisi, warisan, dan bahkan gaya hidup. Saya dan keluarga juga termasuk penggemar berat jamu. Rasanya hangat, khasiatnya dipercaya turun-temurun, dan harganya pun terjangkau. 

Saya sering sekali membeli jamu dari penjual jamu gendong atau yang didorong. Macam-macam yang saya minum, mulai dari kunyit asam yang segar, jahe yang menghangatkan, sampai kencur yang khas. 

Belakangan ini, saya juga mulai mencoba minuman herbal buatan sahabat saya yang katanya 100% alami, yaitu Jurus Sehat Rasulullah (JSR), yang terbuat dari kunyit asli, jahe, jeruk nipis, dan madu. Rasanya enak dan segar.

Kegemaran saya dan keluarga terhadap jamu ini bukan tanpa alasan. Kami meyakini bahwa bahan-bahan alami yang terkandung di dalamnya memiliki banyak manfaat. Kunyit misalnya, sudah terkenal dengan sifat anti-inflamasinya. Jahe baik untuk menghangatkan tubuh dan meredakan masuk angin. Kencur sering digunakan untuk menghilangkan pegal-pegal. 

Namun, di balik semua kebaikan ini, pertanyaan besar mulai muncul di benak saya. Apakah benar jamu yang saya minum setiap hari, apalagi yang dibeli dari penjual keliling, benar-benar aman? Apakah ada risiko jika dikonsumsi secara rutin dan dalam jangka panjang? 

Kekhawatiran ini muncul karena saya tahu bahwa setiap hal yang berlebihan pasti tidak baik, termasuk jamu. Meskipun jamu terbuat dari bahan-bahan alami, ia tetap mengandung senyawa kimia. Senyawa-senyawa ini bisa memberikan efek yang tidak diinginkan pada tubuh jika dikonsumsi tanpa batasan.

Mengenal Kembali Jamu: Antara Tradisi, Khasiat, dan Risiko yang Tersembunyi

Jamu adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Sejak zaman nenek moyang, jamu telah menjadi andalan untuk menjaga kesehatan dan mengobati berbagai penyakit. Berbagai ramuan dibuat dari rempah-rempah, akar-akaran, daun, dan buah-buahan yang ada di alam. 

Banyak orang percaya bahwa karena berasal dari alam, jamu pasti aman dan bebas efek samping. Inilah yang menjadi dasar bagi banyak orang untuk mengonsumsi jamu secara rutin, bahkan setiap hari. Kunyit asam dipercaya bisa melancarkan menstruasi dan mencerahkan kulit. 

Adapun, jahe sering diminum untuk mengatasi mual dan masuk angin. Beras kencur dipercaya bisa menambah nafsu makan, terutama untuk anak-anak. Semua khasiat ini sering diceritakan dari mulut ke mulut, menjadi semacam "resep rahasia" yang diwariskan dari generasi ke generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun