Muhammad Devandra Khalif Agrasya, atau akrab disapa Devan, adalah seorang anak yang punya semangat luar biasa. Lahir di Bandung pada 8 Agustus 2014, Devan kini duduk di bangku kelas 5E di SD Plus Al Ghifari Kota Bandung.Â
Sejak kecil, Devan sudah menunjukkan minatnya pada olahraga. Hobinya tidak hanya berolahraga, tetapi juga membuat kerajinan tangan, seperti truk dan bus dari kardus bekas. Kreativitas dan energinya ini ternyata mengantarkannya pada sebuah perjalanan yang menginspirasi banyak orang.
Perjalanan Devan di dunia Taekwondo dimulai sejak ia masih di kelas 1. Waktu itu, ia memutuskan untuk ikut ekstrakurikuler Taekwondo di sekolahnya. Awalnya, mungkin hanya sekadar mencoba. Namun, seiring berjalannya waktu, Taekwondo menjadi bagian penting dari hidupnya.Â
Latihan demi latihan ia jalani dengan penuh semangat. Dukungan dari kedua orang tuanya, Bapak Yanuar Dwi Widyananto dan Ibu Siska Amelia, menjadi kekuatan utama bagi Devan untuk terus maju. Mereka selalu ada untuk Devan, baik saat latihan maupun saat pertandingan.
Devan sadar, untuk bisa berprestasi, ia harus disiplin. Ini adalah pelajaran pertama yang ia dapatkan dari Taekwondo. Ia tidak boleh terlambat saat latihan. Setiap gerakan harus dilakukan dengan benar. Disiplin ini tidak hanya berlaku di atas matras, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.Â
Ia menjadi anak yang lebih teratur dan bertanggung jawab. Fisiknya pun semakin kuat. Devan merasa lebih sehat dan tidak gampang lelah atau sakit, karena semua bagian tubuhnya dilatih, mulai dari kepala, tangan, badan, sampai kaki.
Disiplin, Kerja Keras, dan Persahabatan di Bandung Taekwondo Open 2025
Setelah bertahun-tahun berlatih, tiba saatnya Devan menguji kemampuannya di kejuaraan besar. Kesempatan itu datang pada 1-2 Agustus 2025 di acara Bandung Taekwondo Open 2025. Kejuaraan ini diselenggarakan oleh Pengcab Taekwondo Indonesia Kota Bandung.Â
Devan turun di kategori Kyorugi Super cadet C U34 Putra Pemula. Ini adalah ajang pertamanya di tingkat Nasional yang diikuti oleh lima provinsi. Devan sangat antusias, sekaligus sedikit gugup. Namun, ia yakin dengan persiapan yang sudah ia lakukan.
Pengalaman bertanding untuk pertama kalinya ini sangat berkesan bagi Devan. Ia bisa bertemu dengan banyak lawan dari berbagai unit latihan, tidak hanya dari sekolah lain, tetapi juga dari luar kota. Di sana, ia tidak hanya bertanding, tetapi juga mendapat kenalan dan teman baru.Â
Pertandingan Taekwondo mengajarkan Devan bahwa di balik persaingan yang ketat, ada persahabatan yang bisa terjalin. Atmosfer pertandingan yang seru dan penuh semangat membuatnya semakin termotivasi.
Devan menunjukkan performa terbaiknya di setiap pertandingan. Ia bertarung dengan gigih dan penuh semangat. Setiap tendangan dan pukulan yang ia lancarkan adalah hasil dari latihan rutin dan disiplin yang ia terapkan selama ini.Â
Para pelatih, orang tua, dan teman-teman terus menyemangatinya dari pinggir lapangan. Sorakan dukungan itu membuat semangat Devan semakin membara.
Akhirnya, Devan berhasil meraih Juara 2 di kejuaraan tersebut dan membawa pulang medali perak. Meskipun bukan medali emas, Devan sangat bangga. Ia tahu, medali perak ini adalah bukti nyata dari kerja keras, usaha, dan disiplin yang ia jalani.Â
Ia belajar bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja. Butuh pengorbanan dan latihan yang tidak pernah putus. Medali perak ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih panjang.
Cita-cita Besar dan Semangat Pantang Menyerah
Medali perak yang ia dapatkan menjadi motivasi terbesar bagi Devan. Impiannya tidak berhenti di podium kejuaraan Taekwondo. Devan punya cita-cita besar, ia ingin masuk Akademi Militer atau Polisi.Â
Baginya, Taekwondo adalah jembatan menuju cita-cita itu. Disiplin dan kekuatan fisik yang ia tempa di Taekwondo akan sangat berguna untuk meraih impiannya menjadi seorang prajurit atau polisi yang tangguh.
Meskipun ia sudah menjadi Juara 2, Devan tidak merasa puas. Ia bertekad untuk terus berlatih lebih giat lagi. Seperti yang ia katakan, pada Rabu (6/8/2025), "Meskipun baru dapat medali perak semoga kedepan bisa mendapatkan medali emas."Â
Kalimat ini menunjukkan semangat pantang menyerah yang luar biasa dari seorang anak berusia 11 tahun. Ia tahu bahwa medali emas menantinya di masa depan, dan ia siap bekerja keras untuk mendapatkannya.
Kisah Devan adalah inspirasi bagi kita semua. Ia membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk berprestasi. Dengan hobi yang terarah, disiplin yang kuat, dan dukungan keluarga, setiap mimpi bisa diwujudkan.Â
Devan mengajarkan kita bahwa setiap perjuangan pasti akan membuahkan hasil, dan setiap keberhasilan adalah buah dari kerja keras. Ia adalah contoh nyata bahwa seorang anak dari kelas 5E di Bandung bisa mengukir prestasi di kancah nasional.
Devan terus melanjutkan latihannya, memperkuat fisiknya, dan mengasah tekniknya. Ia tidak hanya berlatih untuk menjadi juara, tetapi juga untuk membentuk karakter yang kuat, mental yang tangguh, dan semangat pantang menyerah.Â
Dengan semangat yang terus menyala, bukan tidak mungkin Devan akan segera membawa pulang medali emas di kejuaraan berikutnya dan selangkah lebih dekat dengan cita-citanya menjadi seorang anggota Akademi Militer atau Polisi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI