Kunci utama kemenangan Fajar/Fikri di China Open 2025 adalah penerapan "taktik burusergap ganda anyar". Taktik ini mengandalkan kecepatan, agresi, dan penempatan bola yang cerdas di area depan lapangan.Â
Mereka tidak memberikan kesempatan kepada lawan untuk mengembangkan permainan mereka. Sejak awal pertandingan, Fajar/Fikri langsung menekan dengan intensitas tinggi.
Permainan cepat di depan net adalah ciri khas dari taktik ini. Fajar/Fikri secara konsisten berusaha untuk menguasai area depan net, mencegah lawan mengangkat bola tinggi atau melakukan serangan balik yang efektif.Â
Baik Fajar atau Fikri sangat aktif dalam melakukan serobotan-serobotan cepat. Setiap bola yang tanggung atau sedikit naik di dekat net langsung disambar dengan agresif, seringkali menghasilkan poin langsung atau memaksa lawan melakukan kesalahan.
Penempatan kok di tempat yang sulit dijangkau lawan juga menjadi bagian integral dari taktik burusergap ini. Fajar/Fikri tidak hanya memukul keras, tetapi juga cerdas dalam memilih arah dan kecepatan bola.Â
Keduanya seringkali mengarahkan bola ke celah-celah kosong di lapangan lawan, atau ke area yang memaksa lawan bergerak jauh dan sulit mengembalikan bola dengan sempurna. Ini membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik seringkali terlihat kesulitan menjangkau bola atau mengembalikan dengan kualitas yang rendah.
Selain permainan depan net yang agresif, Fajar/Fikri juga memiliki senjata rahasia lain: teknik servis lob atau servis panjang. Beberapa kali dalam pertandingan final, servis panjang mereka berhasil menghasilkan poin secara langsung atau membuat pasangan Malaysia kesulitan dalam mengantisipasi.Â
Servis ini dilakukan dengan presisi tinggi, membuat bola melambung jauh ke belakang lapangan lawan, seringkali jatuh di area yang tidak terduga.
Servis lob yang efektif ini mengganggu ritme permainan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Pasangan Malaysia yang biasanya nyaman dengan pengembalian servis pendek, harus beradaptasi dengan servis panjang yang tiba-tiba.Â
Ini menciptakan kebingungan dan seringkali memaksa mereka melakukan kesalahan sendiri atau memberikan bola tanggung yang langsung disambar oleh Fajar/Fikri. Taktik ini menunjukkan bahwa Fajar/Fikri tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga variasi dalam strategi.
Dominasi Fajar/Fikri terlihat jelas dari durasi pertandingan yang singkat. Dalam 35 menit, mereka mampu meredam perlawanan salah satu ganda putra terbaik dunia. Ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang kecerdasan taktik.Â