Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Taktik Kejut Burusergap Ganda Anyar Indonesia Kandaskan Malaysia, Fajar/Fikri Juara China Open 2025

27 Juli 2025   20:56 Diperbarui: 27 Juli 2025   20:56 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri juara China Open 2025. | Dok. PBSI

Dunia bulutangkis kembali dikejutkan dengan lahirnya juara baru dari sektor ganda putra. Pasangan Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, yang belum lama ini dipasangkan, berhasil menorehkan sejarah gemilang. 

Mereka sukses meraih gelar juara di turnamen bergengsi China Open 2025. Kemenangan ini terasa istimewa karena diraih dengan mengalahkan pasangan unggulan dari Malaysia di partai puncak.

Pertandingan final ganda putra China Open 2025 digelar pada hari Ahad, 27 Juli 2025. Lokasinya adalah Olympic Sports Center Gymnasium, yang terletak di Changzhou, China. 

Atmosfer di dalam stadion sangat meriah, dipenuhi sorak sorai penonton yang antusias menyaksikan laga puncak ini. Banyak mata tertuju pada Fajar/Fikri, yang meskipun baru, telah menunjukkan performa luar biasa sepanjang turnamen.

Fajar/Fikri menghadapi tantangan besar di final. Lawan mereka adalah ganda putra tangguh asal Malaysia, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik. Pasangan Malaysia ini dikenal memiliki pertahanan solid dan serangan yang mematikan. 

Namun, Fajar/Fikri tidak gentar. Mereka memasuki lapangan dengan kepercayaan diri penuh, siap memberikan perlawanan terbaik.

Hasilnya sungguh di luar dugaan banyak pihak. Fajar/Fikri berhasil menamatkan perlawanan Aaron Chia/Soh Wooi Yik hanya dalam waktu 35 menit. Durasi pertandingan yang singkat ini menunjukkan dominasi penuh dari pasangan Indonesia. 

Skor akhir pertandingan adalah 21-15 di set pertama dan 21-14 di set kedua, semuanya untuk kemenangan Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri. Ini adalah bukti nyata dari kesuksesan taktik yang mereka terapkan.

Perpaduan Baru yang Mengejutkan Dunia

Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri bukanlah pasangan lama di kancah bulutangkis internasional. Keduanya memiliki rekam jejak yang baik dengan pasangan sebelumnya, namun keputusan untuk menyatukan mereka sebagai ganda baru adalah sebuah eksperimen. 

Eksperimen ini ternyata membuahkan hasil yang sangat manis, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan. Banyak pengamat bulutangkis awalnya meragukan seberapa cepat mereka bisa beradaptasi dan membangun chemistry di lapangan.

Namun, Fajar/Fikri membuktikan bahwa keraguan itu salah. Sejak awal turnamen China Open 2025, mereka sudah menunjukkan sinyal-sinyal positif. Setiap pertandingan yang mereka jalani selalu menampilkan permainan yang solid dan penuh kejutan. 

Mereka berhasil melewati lawan-lawan tangguh dari berbagai negara, termasuk beberapa pasangan unggulan yang sudah lama malang melintang di turnamen besar.

Perjalanan mereka menuju final tidaklah mudah. Ada pertandingan-pertandingan ketat yang menguji mental dan fisik mereka. Namun, Fajar/Fikri selalu bisa menemukan cara untuk keluar sebagai pemenang. 

Kunci keberhasilan mereka terletak pada kemampuan adaptasi yang cepat dan kemauan untuk terus belajar dari setiap kesalahan. Mereka tidak hanya mengandalkan kemampuan individu, tetapi juga membangun kerja sama tim yang kuat.

Fajar, dengan pengalamannya yang lebih senior, berperan sebagai pengatur ritme permainan dan seringkali menjadi inisiator serangan dari belakang. Pukulannya yang keras dan penempatan bola yang akurat seringkali menyulitkan lawan. 

Sementara itu, Fikri, dengan kelincahan dan kecepatan reaksinya di depan net, menjadi eksekutor yang mematikan. Kombinasi ini menciptakan duet yang seimbang dan sulit ditebak.

Chemistry yang terbangun di antara mereka terlihat sangat alami, seolah-olah mereka sudah berpasangan selama bertahun-tahun. Komunikasi di lapangan berjalan lancar, dan mereka saling menutupi kelemahan satu sama lain. 

Setiap poin yang didapat adalah hasil dari kerja keras dan koordinasi yang baik. Ini adalah fondasi kuat yang memungkinkan mereka untuk tampil berani dan percaya diri di setiap pertandingan, bahkan di bawah tekanan besar.

Keberhasilan mereka di China Open 2025 ini menjadi sinyal kuat bagi lawan-lawan lain di sektor ganda putra. Fajar/Fikri kini bukan lagi pasangan yang bisa diremehkan. 

Fajar/Fikri telah menunjukkan bahwa perpaduan baru ini memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan dominan di masa depan. Gelar juara ini adalah awal yang menjanjikan bagi karir mereka bersama.

Taktik Burusergap yang Mematikan

Kunci utama kemenangan Fajar/Fikri di China Open 2025 adalah penerapan "taktik burusergap ganda anyar". Taktik ini mengandalkan kecepatan, agresi, dan penempatan bola yang cerdas di area depan lapangan. 

Mereka tidak memberikan kesempatan kepada lawan untuk mengembangkan permainan mereka. Sejak awal pertandingan, Fajar/Fikri langsung menekan dengan intensitas tinggi.

Permainan cepat di depan net adalah ciri khas dari taktik ini. Fajar/Fikri secara konsisten berusaha untuk menguasai area depan net, mencegah lawan mengangkat bola tinggi atau melakukan serangan balik yang efektif. 

Baik Fajar atau Fikri sangat aktif dalam melakukan serobotan-serobotan cepat. Setiap bola yang tanggung atau sedikit naik di dekat net langsung disambar dengan agresif, seringkali menghasilkan poin langsung atau memaksa lawan melakukan kesalahan.

Penempatan kok di tempat yang sulit dijangkau lawan juga menjadi bagian integral dari taktik burusergap ini. Fajar/Fikri tidak hanya memukul keras, tetapi juga cerdas dalam memilih arah dan kecepatan bola. 

Keduanya seringkali mengarahkan bola ke celah-celah kosong di lapangan lawan, atau ke area yang memaksa lawan bergerak jauh dan sulit mengembalikan bola dengan sempurna. Ini membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik seringkali terlihat kesulitan menjangkau bola atau mengembalikan dengan kualitas yang rendah.

Selain permainan depan net yang agresif, Fajar/Fikri juga memiliki senjata rahasia lain: teknik servis lob atau servis panjang. Beberapa kali dalam pertandingan final, servis panjang mereka berhasil menghasilkan poin secara langsung atau membuat pasangan Malaysia kesulitan dalam mengantisipasi. 

Servis ini dilakukan dengan presisi tinggi, membuat bola melambung jauh ke belakang lapangan lawan, seringkali jatuh di area yang tidak terduga.

Servis lob yang efektif ini mengganggu ritme permainan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Pasangan Malaysia yang biasanya nyaman dengan pengembalian servis pendek, harus beradaptasi dengan servis panjang yang tiba-tiba. 

Ini menciptakan kebingungan dan seringkali memaksa mereka melakukan kesalahan sendiri atau memberikan bola tanggung yang langsung disambar oleh Fajar/Fikri. Taktik ini menunjukkan bahwa Fajar/Fikri tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga variasi dalam strategi.

Dominasi Fajar/Fikri terlihat jelas dari durasi pertandingan yang singkat. Dalam 35 menit, mereka mampu meredam perlawanan salah satu ganda putra terbaik dunia. Ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang kecerdasan taktik. 

Mereka berhasil membaca permainan lawan dan menerapkan strategi yang paling efektif untuk mengunci pergerakan Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Setiap serobotan, setiap penempatan bola, dan setiap servis lob yang mereka lakukan memiliki tujuan yang jelas: untuk mematikan pergerakan lawan dan meraih poin secepat mungkin. 

Taktik burusergap ini adalah kombinasi sempurna antara kecepatan, agresi, dan presisi. Ini adalah gaya bermain yang menguras energi lawan dan tidak memberikan ruang sedikit pun untuk bernapas.

Kesimpulan

Kemenangan Fajar/Fikri di China Open 2025 adalah pencapaian luar biasa yang menandai era baru di sektor ganda putra Indonesia. Sebagai pasangan anyar, mereka telah menunjukkan potensi besar dengan taktik burusergap yang inovatif dan mematikan. 

Keberhasilan mereka mengandaskan pasangan unggulan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dalam waktu singkat membuktikan bahwa kombinasi kecepatan, agresi di depan net, penempatan bola cerdas, dan variasi servis adalah formula jitu. 

Gelar juara ini bukan hanya kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga menjadi peringatan bagi lawan-lawan lain bahwa Fajar/Fikri adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun