Dia kehilangan kendali, dan dalam sepersekian detik, dia menabrak seorang pejalan kaki yang sedang melintas. Suara benturan terdengar keras. Adi terlempar dari sepedanya dan langsung tak sadarkan diri di aspal.
Panik melanda kami. Kami segera menghampiri Adi dan pejalan kaki yang ditabraknya. Untungnya, pejalan kaki itu hanya mengalami luka ringan, kaget, dan beberapa lecet.Â
Tapi kondisi Adi jauh lebih parah. Wajahnya pucat pasi, dan dia tidak merespons panggilan kami. Kami segera memanggil bantuan darurat.
Setelah Adi dibawa ke rumah sakit, dokter menjelaskan bahwa Adi mengalami kelelahan ekstrem dan penurunan daya tahan tubuh yang parah.Â
Kondisi tubuhnya yang sedang "berulah" atau sakit ringan, ditambah dengan aktivitas fisik berat seperti bersepeda, menyebabkan tubuhnya kolaps. Ini adalah pelajaran pahit yang tidak akan pernah saya lupakan.
Memahami Sinyal Tubuh: Kapan Imun Berulah?
Pengalaman Adi mengajarkan saya betapa pentingnya mendengarkan tubuh kita sendiri. Tubuh kita itu seperti mesin yang canggih, dan dia punya sistem peringatan dini yang sangat baik.Â
Ketika ada yang tidak beres, dia akan mengirimkan sinyal. Sinyal ini bisa berupa rasa pegal yang tidak biasa, tenggorokan sakit, bersin-bersin, sedikit pusing, atau bahkan hanya merasa sangat lelah meskipun sudah cukup tidur.
Itu adalah tanda-tanda bahwa sistem imun kita sedang "berulah" atau sedang bekerja keras melawan sesuatu. Mungkin ada virus yang masuk, atau tubuh sedang dalam proses pemulihan dari aktivitas sebelumnya.Â
Memaksakan diri berolahraga saat kondisi imun sedang seperti ini sama saja dengan membebani mesin yang sedang rusak.
Misalnya, kalau kalian merasa demam ringan. Itu artinya tubuh sedang meningkatkan suhunya untuk melawan infeksi.Â