Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Otentisitas: "Aura Farming" Bocah Riau Mengajarkan Kita Untuk Jadi Diri Sendiri Tanpa Takut

11 Juli 2025   22:17 Diperbarui: 11 Juli 2025   22:17 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bocah pacu jalur atau yang dikenal dengan Tukang Tari atau Anak Coki, menari di posisi paling depan. | Image by Kemenparekraf.go.id via Kompas.com

"Aura farming" bocah Riau adalah pengingat bahwa keaslian adalah magnet paling kuat. Ketika kita tampil apa adanya, tanpa topeng, kita memancarkan energi yang jujur dan tulus, dan energi inilah yang menarik orang lain untuk mendekat.

Bayangkan betapa lega dan bebasnya hidup jika kita bisa menari di tengah keramaian seperti bocah itu. Tanpa rasa khawatir akan dicemooh atau ditertawakan. 

Tanpa beban pikiran "apa kata orang nanti?" Kepercayaan diri semacam itu bukanlah hasil dari kekayaan atau status, melainkan dari penerimaan diri yang utuh.

Fenomena "aura farming" ini juga menyoroti bagaimana masyarakat sebenarnya merindukan keaslian. Di tengah lautan konten yang seragam dan seringkali artifisial di media sosial, sesuatu yang murni dan tulus akan selalu menonjol. 

Bocah ini tidak berusaha menjadi viral; dia hanya menjadi dirinya sendiri, dan justru itulah yang membuatnya menjadi viral. Ini adalah bukti bahwa orisinalitas punya nilai yang tak ternilai.

Pelajaran dari bocah ini melampaui sekadar joget lucu. Ini tentang bagaimana kita menghadapi hidup. 

Apakah kita akan terus menyembunyikan diri kita yang sebenarnya di balik persona yang kita ciptakan untuk dunia? Atau apakah kita akan berani menunjukkan warna asli kita, dengan segala keunikan dan ketidaksempurnaan?

Jadi, bagaimana kita bisa "memanen aura" kita sendiri seperti bocah Riau itu? Ini bukan tentang meniru gerakannya, tetapi tentang meniru sikapnya.

Pertama, kenali diri sendiri. Apa yang membuatmu unik? Apa minatmu? Apa yang membuatmu bahagia? Jujurlah pada dirimu sendiri tentang siapa kamu.

Kedua, terima diri sendiri. Sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kelemahanmu adalah bagian dari dirimu yang membuatmu istimewa. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain. Fokus pada perjalananmu sendiri.

Ketiga, jangan takut untuk mengekspresikan diri. Jika kamu punya bakat, tunjukkanlah. Jika kamu punya pendapat, suarakanlah (dengan cara yang hormat, tentu saja). Jika kamu ingin melakukan sesuatu yang berbeda, lakukanlah. Keberanian untuk tampil beda adalah kunci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun