PLH mengajarkan anak-anak bahwa kita punya kekuatan untuk memberi "solusi" pada masalah sampah, bukan hanya menjadi korban.
Ada beberapa cara pengelolaan sampah yang bijak yang diajarkan dalam PLH:
Pertama, mengurangi (Reduce). Anak-anak diajarkan untuk mengurangi penggunaan barang-barang yang berpotensi menjadi sampah, terutama plastik sekali pakai.Â
Contoh kegiatan nyatanya: membawa botol minum sendiri ke sekolah, membawa bekal makanan dengan wadah yang bisa dipakai ulang, atau membawa tas belanja dari rumah.Â
Ini adalah langkah pencegahan paling awal, semacam "negosiasi" dengan sampah agar tidak terlalu banyak muncul.
Kedua, menggunakan kembali (Reuse). PLH mendorong anak-anak untuk mencari cara agar barang-barang yang sudah tidak terpakai bisa digunakan lagi untuk fungsi lain.Â
Contoh kegiatan nyatanya: botol plastik bekas diubah menjadi pot tanaman atau tempat pensil, kardus bekas menjadi kotak penyimpanan, atau baju bekas yang masih layak pakai diberikan kepada yang membutuhkan.Â
Ini adalah cara "memberi hidup kedua" pada sampah.
Ketiga, mendaur ulang (Recycle). Ini adalah proses mengubah sampah menjadi barang baru yang berguna. Anak-anak diajarkan untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya: kertas, plastik, kaca, logam.Â
Contoh kegiatan nyatanya: siswa mengumpulkan botol plastik bekas untuk dijual ke bank sampah, atau mengumpulkan kertas bekas untuk didaur ulang menjadi kertas baru.Â
Guru juga bisa memfasilitasi kegiatan membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang, seperti tas dari bungkus deterjen atau kolase dari potongan kertas bekas.Â