Setiap hari, makanan jadi kebutuhan pokok bagi semua orang. Salah satu jenis makanan yang permintaannya terus naik adalah daging. Daging itu penting karena jadi sumber protein yang baik dan bagian dari banyak menu makanan kita. Dari sarapan sampai makan malam, daging selalu ada.Â
Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan daging memang sangat besar dan terus bertambah seiring waktu. Pertumbuhan penduduk global dan peningkatan daya beli masyarakat di banyak negara menjadi pendorong utama lonjakan permintaan ini, mengubah daging dari komoditas mewah menjadi konsumsi harian bagi sebagian besar orang.
Melihat kondisi ini, industri peternakan jadi sangat penting. Peternakan harus bisa menghasilkan daging yang cukup untuk memenuhi permintaan yang terus naik ini. Tapi, ini bukan tugas yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari masalah lingkungan hingga etika kesejahteraan hewan. Cara beternak yang lama mungkin tidak lagi cocok untuk kebutuhan masa kini dan masa depan.
Inilah mengapa peran generasi muda sangat krusial. Kalianlah yang akan menjadi pemimpin dan inovator di masa depan. Kalianlah yang punya kesempatan untuk membawa perubahan besar dalam industri peternakan. Sudah saatnya generasi muda menggenggam kandang berkelanjutan, yang berarti mengelola peternakan dengan cara yang lebih baik, lebih bertanggung jawab, dan lebih ramah lingkungan.
Tantangan Industri Peternakan Saat Ini
Tantangan industri peternakan saat ini memang kompleks, terutama dalam konteks keberlanjutan dan efisiensi. Salah satu isu paling mendesak adalah pengelolaan limbah ternak. Kotoran hewan, jika tidak ditangani dengan benar, bisa menjadi sumber polusi udara, air, dan tanah yang serius.Â
Amonia dari kotoran ternak berkontribusi pada hujan asam dan masalah pernapasan, sementara emisi metana dari proses pencernaan hewan ruminansia adalah gas rumah kaca yang kuat, jauh lebih efektif dalam memerangkap panas dibanding karbon dioksida.Â
Inilah mengapa teknologi seperti biodigester untuk menghasilkan biogas menjadi sangat relevan. Biogas menawarkan solusi ganda: mengurangi emisi metana dan menyediakan sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk listrik, pemanas, atau bahkan bahan bakar kendaraan.Â
Namun, investasi awal untuk pembangunan fasilitas biodigester bisa sangat besar, dan membutuhkan keahlian teknis untuk operasional dan pemeliharaannya. Skala peternakan juga menjadi faktor penentu, biodigester mungkin lebih layak untuk peternakan besar dibandingkan peternakan rakyat dengan skala kecil.
Selain limbah, tantangan lain mencakup ketahanan pangan dan kesehatan hewan. Peningkatan populasi global menuntut peningkatan produksi protein hewani, namun hal ini harus seiring dengan praktik peternakan yang bertanggung jawab.Â
Pencegahan penyakit ternak, misalnya, memerlukan biosekuriti yang ketat dan akses terhadap vaksin serta obat-obatan yang memadai. Penyakit seperti Flu Burung atau Demam Babi Afrika dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang masif dan mengancam pasokan pangan.Â