Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kebutuhan Daging Melonjak: Saatnya Generasi Muda Genggam Kandang Berkelanjutan

21 Mei 2025   15:04 Diperbarui: 21 Mei 2025   15:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peternakan sapi berkelanjutan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kotoran sapi diolah menjadi biogas. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Transformasi digital yang kian pesat menjadikan generasi muda semakin relevan. Mereka adalah pioneer dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyuarakan aspirasi, menggalang dukungan, dan mengorganisir gerakan. Platform media sosial, misalnya, menjadi sarana efektif bagi mereka untuk menyebarkan ide-ide progresif, membangun jejaring, dan bahkan memberikan tekanan kepada pembuat kebijakan. 

Lebih dari itu, kecakapan digital ini juga membuka peluang baru dalam bidang kewirausahaan sosial, di mana inovasi teknologi digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial secara berkelanjutan. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya berdemonstrasi di jalanan, tetapi juga berinovasi di ruang digital, menciptakan model-model perubahan yang lebih inklusif dan efisien.

Namun, potensi besar ini juga diiringi tantangan. Generasi muda seringkali dihadapkan pada skeptisisme dan resistensi dari generasi yang lebih tua yang cenderung mempertahankan tradisi dan cara-cara lama. Kesenjangan antargenerasi ini dapat menjadi hambatan jika tidak diatasi dengan dialog dan kolaborasi yang konstruktif. 

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menciptakan ruang bagi generasi muda untuk berkreasi, berekspresi, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Memberikan mereka kesempatan untuk memimpin, berinovasi, dan membuat kesalahan adalah investasi krusial bagi masa depan yang lebih dinamis dan adaptif. 

Tanpa keterlibatan aktif generasi muda, perubahan yang berarti akan sulit terwujud, dan masyarakat akan kehilangan energi segar yang sangat dibutuhkan untuk terus bergerak maju.

Masa Depan Peternakan Ada di Tangan Kita

Peternakan modern berada di persimpangan jalan, di mana praktik-praktik tradisional berhadapan dengan tuntutan keberlanjutan dan inovasi. Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap dampak lingkungan dari metode konvensional, mulai dari emisi gas rumah kaca hingga penggunaan lahan yang masif. 

Namun, tantangannya bukan hanya soal ekologi, kesejahteraan hewan dan kebutuhan pangan global yang terus meningkat juga menjadi faktor krusial yang harus dipertimbangkan. Dengan populasi dunia yang diproyeksikan mencapai hampir 10 miliar pada tahun 2050, tekanan pada sistem pangan kita akan semakin intens, menuntut solusi yang tidak hanya efisien tetapi juga bertanggung jawab. 

Kita harus mengakui bahwa masa depan protein hewani tidak lagi hanya bergantung pada produksi massal, melainkan pada bagaimana kita dapat memproduksi secara cerdas, minim dampak, dan etis. Ini bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan demi kelangsungan planet dan generasi mendatang.

Transformasi menuju peternakan berkelanjutan menuntut kolaborasi lintas sektor yang kuat. Pemerintah perlu merancang kebijakan insentif yang mendorong adopsi teknologi hijau dan praktik peternakan regeneratif, bukan hanya regulasi yang membatasi. 

Riset dan pengembangan di bidang pakan alternatif, reduksi metana, dan sistem pertanian presisi harus didukung penuh agar inovasi dapat diimplementasikan secara luas. Para petani dan peternak, sebagai garda terdepan, harus dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan yang memadai untuk beradaptasi dengan perubahan ini, sekaligus diberdayakan agar dapat menjadi agen perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun