Di tengah geliat zaman yang kian digital, lanskap transportasi perkotaan mengalami pergeseran fundamental. Kendaraan pribadi berbasis aplikasi, baik roda empat maupun roda dua, telah menjelma menjadi primadona, menawarkan ilusi kemudahan dan kecepatan dalam menaklukkan ruang dan waktu.Â
Namun, di balik kilauan inovasi teknologi ini, tersimpan ironi yang menggerogoti keberlangsungan moda transportasi umum konvensional, terutama di jantung kota-kota besar.Â
Angkutan kota (angkot), yang dahulu kala merajai jalanan dengan warna-warni cerianya, kini perlahan meredup cahayanya, terpinggirkan oleh arus modernisasi dan perubahan preferensi masyarakat yang semakin individualistis.Â
Nasib serupa turut mengintai saudara kandungnya, bus kota, yang satu per satu mulai menghilang dari peredaran, meninggalkan jejak kekosongan dalam sistem transportasi publik.
Namun, di tengah arus perubahan yang tak terhindarkan ini, seberkas harapan masih membias di sudut-sudut Kota Bandung, permata Priangan yang kaya akan sejarah dan pesona.Â
Di kota kembang ini, angkot masih setia mengiringi denyut nadi kehidupan warganya, menjadi saksi bisu perjalanan harian, mengantarkan asa dan impian, termasuk para pelajar yang tak kenal lelah menimba ilmu di bangku sekolah.Â
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dan keterbatasan, angkot tetap beroperasi dengan semangat pantang menyerah, membuktikan ketangguhannya sebagai bagian tak terpisahkan dari mozaik transportasi kota.
Menyadari betapa krusialnya mempertahankan eksistensi angkot sebagai elemen vital dalam ekosistem transportasi kota yang berkelanjutan, SD Plus Al Ghifari, sebuah lembaga pendidikan yang berakar kuat di Kota Bandung, mengambil inisiatif yang patut diacungi jempol.Â
Sekolah ini dengan gigih menggalakkan gerakan "Yuk Ramai-Ramai Naik Angkot!", sebuah seruan tulus yang ditujukan kepada seluruh warganya, mulai dari para peserta didik yang bersemangat, para guru yang berdedikasi, hingga staf dan karyawan yang loyal.Â
Tujuan mulia dari gerakan ini adalah untuk mengajak kembali memilih angkot sebagai moda transportasi utama dalam perjalanan pergi dan pulang sekolah. Langkah ini bukan sekadar imbauan kosong, melainkan sebuah strategi terukur dengan tiga pilar utama yang menjadi landasannya.
Pilar pertama dan yang paling mendasar adalah upaya untuk mengurai benang kusut kemacetan lalu lintas yang semakin mencekik Kota Bandung.Â
Pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang eksponensial telah menyebabkan kemacetan kronis, terutama pada jam-jam sibuk saat aktivitas sekolah dan perkantoran mencapai puncaknya.Â
Waktu dan energi berharga terbuang percuma di jalanan, mengganggu produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.Â
Dengan mengajak warga sekolah untuk beralih menggunakan angkot, diharapkan dapat terjadi penurunan signifikan dalam volume kendaraan pribadi yang beroperasi, sehingga arus lalu lintas dapat menjadi lebih lancar dan efisien, memberikan kelegaan bagi seluruh pengguna jalan.
Pilar kedua yang tak kalah esensial adalah komitmen untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Semakin banyak kendaraan pribadi yang memadati jalanan, semakin besar pula kontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang menjadi biang keladi perubahan iklim global.Â
Dengan memilih angkot, yang memiliki kapasitas angkut penumpang yang jauh lebih besar daripada kendaraan pribadi, diharapkan dapat terjadi efisiensi dalam penggunaan bahan bakar dan penurunan emisi gas buang secara kolektif.Â
Langkah ini merupakan wujud nyata dari kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial SD Plus Al Ghifari dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Pilar ketiga, dan mungkin yang paling menyentuh hati, adalah upaya untuk memberdayakan para pengemudi angkot yang selama ini telah setia melayani masyarakat dengan segala keterbatasan yang mereka hadapi.Â
Di tengah gempuran transportasi daring yang menawarkan kemudahan dan tarif yang kompetitif, para pengemudi angkot konvensional seringkali merasakan penurunan pendapatan yang drastis.Â
Dengan mengajak warga sekolah untuk kembali menggunakan jasa angkot, SD Plus Al Ghifari berharap dapat memberikan dukungan ekonomi yang signifikan kepada para pengemudi ini, memastikan keberlangsungan mata pencaharian mereka, dan menghargai peran vital yang mereka emban dalam sistem transportasi publik kota.
Sebagai manifestasi konkret dari komitmen ini, SD Plus Al Ghifari bahkan secara aktif menjalin kemitraan dengan puluhan unit angkot untuk mendukung berbagai kegiatan belajar siswa di luar lingkungan sekolah selama satu pekan terakhir.Â
Langkah ini tidak hanya memberikan kemudahan transportasi yang terorganisir bagi para siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kunjungan edukatif, maupun kegiatan sosial di berbagai lokasi di Bandung.
Di samping itu, juga memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan para pengemudi angkot yang terlibat dalam program ini. Sebuah simbiosis mutualisme yang patut diteladani.
Patut disyukuri bahwa inisiatif mulia ini mendapatkan respons positif dari sebagian besar warga sekolah. Selain mereka yang mungkin masih memiliki ketergantungan pada kendaraan pribadi.Â
Namun, tidak sedikit pula peserta didik yang antusias, para guru yang mendukung penuh, serta staf dan karyawan yang turut berpartisipasi aktif dalam menggunakan angkot sebagai moda transportasi utama mereka saat pergi dan pulang sekolah.Â
Kebiasaan baik ini perlu terus dipupuk dan dikembangkan, menjadi contoh inspiratif bagi sekolah-sekolah lain di Kota Bandung dan masyarakat luas akan pentingnya memilih moda transportasi umum yang berkelanjutan dan memiliki dampak sosial yang positif.
Gerakan "Yuk Ramai-Ramai Naik Angkot!" yang diinisiasi oleh SD Plus Al Ghifari ini bukan sekadar kampanye sesaat, melainkan sebuah investasi jangka panjang dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya transportasi publik. Inisiatif ini memiliki dampak positif yang berlipat ganda.Â
Di satu sisi, gerakan ini secara langsung berkontribusi pada upaya mengatasi permasalahan klasik perkotaan, yaitu kemacetan lalu lintas yang menghambat mobilitas dan polusi udara yang mengancam kesehatan.Â
Di sisi lain, gerakan ini juga memiliki dimensi sosial yang mendalam, yaitu memberikan dukungan nyata kepada para pengemudi angkot yang merupakan bagian tak terpisahkan dari denyut nadi perekonomian kota.
Langkah sederhana namun visioner yang diambil oleh SD Plus Al Ghifari ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi perubahan perilaku masyarakat yang lebih luas dalam memilih moda transportasi.Â
Membiasakan diri menggunakan transportasi umum, seperti angkot, adalah sebuah kontribusi nyata dalam mewujudkan kota yang lebih nyaman, lebih bersih, dan lebih berkeadilan.Â
Dengan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, kita tidak hanya turut berpartisipasi dalam melancarkan arus lalu lintas dan memperbaiki kualitas udara, tetapi juga memberikan apresiasi dan dukungan kepada para pekerja sektor transportasi umum yang telah setia melayani kebutuhan mobilitas kita selama ini.
Mari bersama-sama menghidupkan kembali keramaian di dalam angkot sekolah. Pergi dan pulang sekolah, bukan lagi sekadar rutinitas, melainkan sebuah kesempatan untuk berkontribusi pada kebaikan bersama.Â
Yuk, ramai-ramai naik angkot! Selain lebih ekonomis dan seringkali lebih cepat karena menghindari titik-titik kemacetan tertentu, memilih angkot juga merupakan wujud nyata dari kepedulian kita terhadap lingkungan dan solidaritas kita terhadap sesama.Â
Inisiatif sederhana ini, jika dilakukan secara konsisten dan bersama-sama, akan memberikan dampak yang luar biasa besar bagi keberlangsungan transportasi umum yang humanis dan kualitas hidup di kota Bandung yang kita cintai ini.Â
Rindu angkot sekolah? Jangan hanya dirasakan dalam hati, mari buktikan dengan tindakan nyata. Yuk, naik lagi!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI