Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Budaya Apresiasi Tanpa Pemborosan Melalui Perpisahan dan Wisuda Sekolah

1 Mei 2025   06:23 Diperbarui: 1 Mei 2025   06:23 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fotografer mengarahkan anak TK Kuncup Pertiwi di sela acara "wisuda", di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (19/6/2023). | KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Kurangnya komunikasi yang efektif dapat memicu interpretasi yang berbeda-beda, menciptakan resistensi, dan menggagalkan niat baik di balik aturan baru tersebut.

Sekolah memiliki peran sentral dalam menjembatani kebijakan dengan pemahaman di tingkat akar rumput. Kepala sekolah dan jajaran guru perlu mengambil inisiatif untuk mengadakan forum diskusi terbuka dengan orang tua dan siswa. 

Dalam forum ini, esensi kebijakan harus dijelaskan secara gamblang, latar belakang dikeluarkannya aturan perlu dipaparkan, dan ruang untuk tanya jawab serta penyampaian aspirasi harus dibuka seluas-luasnya guna menciptakan ruang dialog yang konstruktif.

Sosialisasi tidak cukup hanya melalui surat edaran formal yang bersifat satu arah. Diperlukan pendekatan yang persuasif dan partisipatif. Pihak sekolah dapat memanfaatkan berbagai saluran komunikasi, mulai dari pertemuan tatap muka, grup komunikasi digital, hingga materi informasi visual yang menarik. 

Tujuannya adalah memastikan pesan kebijakan terserap dengan baik dan menghilangkan keraguan atau prasangka yang mungkin muncul akibat informasi yang simpang siur atau tidak lengkap di luar mekanisme resmi sekolah.

Melibatkan komite sekolah dalam proses sosialisasi juga merupakan langkah strategis yang patut ditempuh. Komite sekolah, sebagai representasi orang tua, memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan dan menjembatani komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid. 

Keterlibatan aktif komite sekolah dapat membantu menyebarkan informasi secara lebih efektif dan meyakinkan, serta menjadi wadah untuk menampung masukan dan mencarikan solusi bersama terkait pelaksanaan perpisahan dan wisuda yang sesuai dengan kebijakan.

Penting untuk menggeser fokus dari "berapa biaya yang dikeluarkan" menjadi "nilai apa yang bisa didapatkan" dari sebuah acara perpisahan dan wisuda. Budaya apresiasi dapat ditumbuhkan tanpa harus menguras kantong. 

Ada banyak cara kreatif dan bermakna untuk merayakan kelulusan tanpa kemewahan yang berlebihan. Sekolah dapat menggali potensi dan ide-ide dari siswa dan orang tua untuk merancang acara yang berkesan namun tetap sederhana dan terjangkau oleh semua kalangan.

Contoh kegiatan apresiasi yang minim biaya namun kaya makna antara lain adalah pentas seni yang menampilkan bakat siswa, pameran karya siswa selama belajar, kegiatan bakti sosial sebagai ungkapan terima kasih kepada masyarakat, atau acara syukuran sederhana di lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh komunitas sekolah. 

Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya merayakan kelulusan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan serta kepedulian sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun