Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Cara Guru Hidupkan Kelas "Tidur", Kunci Metodenya Ada di "Mana" dan "Kapan"

28 April 2025   23:47 Diperbarui: 29 April 2025   00:10 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Guru dan siswa di sekolah. | Dok. Ditjen GTK Kemdikbud via Kompas.com

"Kapan" juga mencakup iklim sosial dan isu-isu global yang sedang hangat diperbincangkan. Perubahan iklim, isu keadilan sosial, perkembangan AI, atau tren budaya pop terbaru, semua ini membentuk cara pandang siswa terhadap dunia. Metode yang efektif bisa mengaitkan materi pelajaran dengan isu-isu kontemporer ini, membuatnya terasa mendesak dan penting untuk dipelajari di "era ini".

Ketika seorang guru dengan jeli membaca "Mana" dan "Kapan" dari kelasnya, barulah ia bisa merancang metode yang benar-benar orisinal dan kuat. Metodenya mungkin memanfaatkan kekayaan alam lokal sebagai laboratorium hidup yang aneh untuk sains (di "Mana" desa), atau menggunakan simulasi media sosial yang kompleks untuk mengajarkan dinamika politik (di "Kapan" era digital).

Ia mungkin memecah kebekuan kelas dengan tantangan berbasis komunitas yang membuat siswa berinteraksi langsung dengan warga sekitar (di "Mana" yang erat kekeluargaan), atau dengan proyek analisis data besar yang relevan dengan tren terkini (di "Kapan" era data). Keunikan metodenya berasal dari kesesuaiannya yang luar biasa dengan konteks spesifik siswa.

Bukan metode itu sendiri yang ajaib, melainkan kemampuannya untuk beresonansi kuat dengan dunia siswa mereka, siapa mereka (terkait "Mana" mereka) dan dunia seperti apa yang mereka tinggali saat ini (terkait "Kapan" mereka). Guru tersebut berhasil karena metodenya terasa pribadi dan relevan.

Saat metode yang dirancang khusus ini diterapkan, perubahan di kelas "tidur" itu mulai terasa. Keheningan pasif berganti menjadi gumaman diskusi dan pertanyaan. Raut wajah bosan berubah menjadi ekspresi penasaran. Tangan-tangan yang tadinya enggan kini terangkat penuh keyakinan untuk menjawab atau bertanya. Gairah belajar perlahan menyala, dari percikan kecil hingga menjadi api semangat.

Pembelajaran tidak lagi terasa sebagai sesuatu yang asing dan abstrak, melainkan sebagai alat untuk memahami diri mereka, lingkungan "Mana" mereka, dan era "Kapan" mereka hidup. Guru tidak lagi hanya mentransfer informasi, melainkan memfasilitasi siswa untuk terhubung dengan pengetahuan itu secara pribadi.

Pada akhirnya, kisah sukses guru dalam menghidupkan kelas "tidur" mengajarkan pelajaran penting, kunci pedagogi yang transformatif tidak terletak pada buku panduan metode universal, melainkan pada kejelian guru dalam membaca konteks, di mana kaki siswa berpijak saat ini, dan di era kapan mereka membentuk pandangan dunia mereka. Di sinilah, di persimpangan "Mana" dan "Kapan", metode yang paling kuat untuk menyalakan gairah belajar bisa ditemukan dan dirancang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun