Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Integritas dalam SPMB: Menutup Rapat Jalur Belakang di Gerbang Pendidikan

28 April 2025   20:23 Diperbarui: 28 April 2025   20:23 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, praktik ini merusak kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas sistem pendidikan. Orang tua yang melihat kecurangan terjadi akan kehilangan keyakinan pada proses yang ada, merasa usaha dan kejujuran mereka sia-sia.

Ketiga, "jalur belakang" melanggengkan ketidakadilan sosial. Pendidikan yang seharusnya menjadi tangga mobilitas sosial justru menjadi alat bagi segelintir orang yang punya kekuasaan atau uang untuk memastikan anak mereka mendapatkan privilege, mengabaikan mereka yang kurang mampu.

Keempat, keberadaan "jalur belakang" mengirimkan pesan moral yang sangat buruk kepada generasi muda yang baru akan memasuki "Gerbang Pendidikan". Mereka belajar bahwa koneksi dan uang bisa lebih ampuh daripada usaha keras dan kejujuran, sebuah pelajaran yang sangat berbahaya bagi masa depan bangsa.

Maka dari itu, komitmen untuk "Menutup Rapat Jalur Belakang di Gerbang Pendidikan" menjadi sangat urgen dalam pelaksanaan SPMB 2025. Ini bukan hanya tugas satu pihak, melainkan gerakan bersama yang membutuhkan sinergi kuat.

Pemerintah dan dinas pendidikan harus memastikan sistem penerimaan murid baru (SPMB 2025), terutama yang berbasis daring, benar-benar anti-manipulasi dan transparan. Audit data secara berkala dan deteksi dini terhadap indikasi kecurangan harus diperkuat.

Sekolah sebagai garda terdepan pelaksanaan SPMB 2025 harus memperkuat integritas internal. Seluruh panitia dan staf harus menjunjung tinggi kode etik, menolak segala bentuk intervensi atau tawaran ilegal, dan berani melaporkan jika mengetahui praktik "jalur belakang".

Peran serta masyarakat juga sangat penting dalam mengawasi proses SPMB 2025. Masyarakat harus proaktif melaporkan indikasi KKN melalui kanal-kanal resmi yang disediakan, memastikan setiap laporan ditindaklanjuti dengan serius.

Orang tua, sebagai pihak yang paling berkepentingan, memiliki tanggung jawab moral tertinggi untuk tidak tergoda menggunakan atau memfasilitasi "jalur belakang". Memilih kejujuran, meskipun mungkin berarti anak tidak diterima di sekolah favorit, adalah investasi integritas yang jauh lebih berharga.

Menutup rapat celah "jalur belakang" berarti memperkuat sistem pengawasan, meningkatkan sanksi bagi pelanggar, serta secara terus-menerus mengedukasi publik tentang pentingnya penerimaan yang bersih dan berkeadilan. Ini adalah perjuangan tanpa henti.

Pelaksanaan SPMB tahun 2025 akan menjadi tolok ukur seberapa jauh komitmen kita dalam mewujudkan integritas di sektor pendidikan. Apakah kita berhasil menjaga "Gerbang Pendidikan" tetap bersih dan terbuka lebar bagi setiap anak yang berhak, ataukah celah "jalur belakang" masih saja mengintai?

Keberhasilan "Menutup Rapat Jalur Belakang" akan sangat menentukan kredibilitas sistem pendidikan nasional dan masa depan generasi yang memulai pendidikannya di tahun 2025. Ini adalah janji keadilan yang harus ditepati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun