Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sapamu

25 Juni 2011   00:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sapaan nurani,

panjang memanggil,

dingin darah daging,

menjelma jadi kebekuan.

Sapaan nurani,

hangus terbakar api,

api menjelang padam,

setelah menyala ribuan kali,

Sapaan nurani,

mebisik di sela bumi,

di runtuh daun,

yang tidak lagi menghijau.

Sapaan nurani

datang kembali,

untuk kesekian kali,

manakala mata hati mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun