Jakarta menyapa, aku anak desa nun jauh dari flores bagian timur Indonesia
bermodal nekat melaju ke ibu kota sejuta harapan merimbun dikepalaku
suatu pagi aku berpakaian rapi lengkap dengan sepatu
berjalan memikul tas, menenteng map yang berisikan berkas-berkas lamaran kerja dan ijazah
tak peduli teriknya matahari, debu-debu berteberangan menyengat disekujur tubuh di tengah hamburan arus lalu lintas
aku harus menyusuri lorong-lorong sambil menoleh kiri dan kanan dengan harapan dapat informasi lowongan kerja di megahnya
gedung-gedung pencakar langit kota metropolitan
sejenak berteduh mengehela nafas di emperan tokoh sambil mengutak-mengutik handphone
banjir keringat membasahi tubuhkuÂ
meski sempat luruh tetapi aku tetap menyulut