Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Remeh Temeh" yang Merusak Ide Besar Tulisan

29 Mei 2020   09:02 Diperbarui: 29 Mei 2020   09:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang akan saya tulis pagi ini ya? Kadang jika ada satu dua hal mengganjal di kepala, ide menulis memang benar-benar mampet. Meski ada banyak waktu yang memungkinkan, juga ide yang sudah sempat saya tuliskan di catatan khusus.

Soal catatan khusus, ini menjadi kebiasaan saya sudah sejak lama. Awalnya, saya punya kebiasaan menyediakan kertas atau buku di atas tempat tidur, atau tempat-tempat tertentu yang mudah saya raih. Tetapi kini lebih praktis, menggunakan fasilitas note yang ada di android. Karena saya sadar, ide atau apapun bisa muncul random.

Melihat-lihat pernyataan-pernyataan yang saya tulis, tidak juga muncul gagasan. Ini kebiasaan buruk, jika ada yang men-jeda rutinitas yang sudah saya programkan, saya butuh adaptasi dari awal lagi. Padahal dalam berproses menjalani kehidupan, jeda itu selalu ada. Meski berkali-kali mengalami, tetapi saya masih belum sepenuhnya berhasil beradaptasi.

Ragam yang membuat saya merasa ter-jeda itu banyak. Mulai kegiatan yang sesungguhnya rutin, sampai ke aktivitas yang relatif membebani pikiran. Saya kasih contoh, ketika lagi asyik nulis, segepok ide tinggal dituangkan. Tiba-tiba istri dari dapur bilang, "pa gas abis!". Telpon tukang gas nggak di angkat. Terpaksa kan meninggalkan sejenak apa yang ada di kepala. Ketika balik lagi, semua konsep itu sudah buyar berserakan. Entah kemana. Terpaksa deh memunguti bagian-bagian yang terlanjur terpenggal itu. Dan itu tidak gampang.

Lain lagi jika menyangkut hal yang lebih besar. Tiba-tiba rumah dihantam banjir besar, padahal di kepala, saya sedang ingin menyelesaikan projek menulis. Ini benar-benar membuyarkan bukan hanya pikiran sesaat, tetapi membebani pikiran berminggu bahkan bulan. Otomatis gairah menulis hilang. Untuk mengawalinya lagi, saya benar harus memulainya dari serpihan puing. Ini benar saya alami dua bulan berturut-turut di Januari dan Februari lalu. Belum sepenuhnya bangkit, Maret sudah harus terbebani lagi dengan info Covid 19. Lebih liar dan menggerus pikiran dan perasaan.

Bersyukur juga ketika bulan Maret harus WFH, saya mulai mampu perlahan menemukan gagasan menulis. Tidak hanya itu, saya mampu menuangkannya ke dalam tulisan. Padahal, berkali-kali berhenti di paragraph pertama. Ternyata begitu saya lihat, banyak juga ide yang terbengkalai. Mulai dari ide menceritakan kegembiraan saat liburan Desember. Membagikan semangat berbagi para alumni sekolah saya melalui program pemberdayaan masyarakat. Dan masih banyak lagi. Tetapi saya janji, hal itu nanti akan saya tulis. Jika idenya telah benar-benar nyangkut di kepala.

Jeda, itu juga bukan melulu hanya soal internal kepala dengan problemanya. Hal-hal yang sifatnya teknis juga bisa. Seperti yang saya alami beberapa waktu lalu. Laptop dan PC yang kerendem ternyata ngadat. Tidak mau diajak bekerja. Pada saat seperti itulah, fasilitas note hp benar-benar menjadi penyelamat. Juga fasilitas MS Word yang terinstal didalamnya. Meski sering typho karena jempolnya kegedean untuk ukuran tut huruf, tapi hasilnya lumayan. Bisa dikit demi sedikit membangkitkan gairah.

Saya percaya keajaiban, lagi dalam kondisi demikian, ada saja dermawan yang tiba-tiba menelpon. Bahkan entah tahu darimana, tiba-tiba ia kirim slip pesanan. Laptop sedang ada dalam pengiriman. Jika dibilang rezeki orang saleh, saya ini tidak saleh-saleh amat. Mungkin pak amat yang benar-benar saleh. Tetapi itulah keajaiban. Jadi berhubung saya sedang tidak punya gagasan menulis, share tulisan ini saja. Maaf jika mengecewakan dan isinya hanya uneg-uneg belaka. Selamat pagi. Selamat berkarya !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun