Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masker, SDM, dan Keterdidikan

22 September 2020   15:57 Diperbarui: 22 September 2020   15:58 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6.com/Faizal Fanani

Dalam tajuk rencana Harian Kompas, 22/9 berjudul,"Masker, SDM dan Keterdidikan sangat relevan dengan situasi yang kita hadapi saat ini. Hal itu karena masih banyak ditemukan masyarakat yang tidak patuh protokol kesehatan dan abai dengan Pandemi ini. Padahal sebelum vaksin Covid-19 ditemukan, hal yang harus kita lakukan agar terhindar dari serangan virus adalah laku 3M dan 3T.

Laku 3M itu adalah menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak yang diimbangi dengan 3T (Testing, Tracing dan Treatment). Setelah beberapa bulan diterapkan, tingkat kepatuhan warga untuk pakai masker kurang dari 70 persen dikutip dari Kompas, 22/9.

Itulah yang membuat kita sedih sekali melihat kondisi ini. Kita punya Sumber Daya Manusia yang banyak tapi tingkat kepatuhan rendah. Padahal, keberhasilan melawan Pandemi Covid-19 adalah kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Tapi melihat data dan fakta, kepatuhan itu sulit sekali dilaksanakan. Entah apa yang membuatnya. Pemerintah pun tentu gelisah. Pemerintah juga capek dengan bantuan aparat terkait terus menindak masyarakat yang tidak patuh dengan denda, push up bahkan masuk ke tempat yang berbentuk peti mati.

Karena kepatuhan itu rendah maka berkaitan pula dengan keterdidikan itu sendiri. Sebagian besar masyarakat Indonesia itu sekolah bahkan sampai perguruan tinggi tapi tingkat kepatuhannya bagaikan orang yang tidak terdidik. Itulah yang sangat membuat kesal.

Keterdidikan bukan sekedar tinggi pendidikan atau lama seseorang menghabiskan waktu di bangku sekolah tetapi lebih dari itu, adalah akal budi dan perilaku di tengah masyarakat.

Untuk beraktivitas bekerja pun tidak pakai masker, padahal klaster perkantoran sekarang banyak menyumbang kasus penyebaran Covid-19 yang baru. Bukan itu saja, bagi pedagang juga demikian. Mereka berdagang dan beragam orang dijamu untuk membeli barang dagangan tapi pakai masker pun tidak. Itu yang membuat tingkat penyebaran makin siginifikan.

Oleh karena itu, tingkat keterdidikan manusia kita harus ditingkatkan terutama kepatuhan dan kesadaran masyarakat itu sendiri. Kita melihat kesadaran dan kepatuhan itu sangat rendah. Kesadaran bahwa Covid-19 sangat berbahaya karena telah merenggut banyak korban jiwa. Tapi, masyarakat sepertinya tidak peduli dan tidak takut sehingga tidak mau pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.

Inilah yang sulit sekali kita perbaiki. Entah cara bagaimana yang harus kita lakukan lagi. Yang pasti, kesadaran dan kepatuhan protokol kesehatan itu harus terus kita giatkan sebagai bentuk peran serta pemerintah melawan Pandemi Covid-19 yang berbahaya ini.

Entah harus cara bagaimana agar membuat masyarakat takut dan mau patuh protokol kesehatan secara ketat. Bagi masyarakat yang patuh, sadar dan terdidik, kita harus terus mensosialisasikan semangat kedisplinan protokol kesehatan kepada masyarakat lainnya. Kalau boleh saling mengingatkan dan tegur sesama masyarakat, keluarga dan teman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun