Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pelibatan Preman dalam Penegakan Protokol Kesehatan Perlu Dipertanyakan

16 September 2020   10:45 Diperbarui: 16 September 2020   10:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock via kompas.com

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menjelaskan pernyataannya terkait pelibatan preman dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan di pasar.

"Kita menegakkan Perda. Jadi nanti Polri, TNI dengan unsur terkait akan membantu dan mendampingi melaksanakan (penegakan hukum mengenai protokol kesehatan), kata Gatot dalam rapat dilansir dari Kompas.com, 15/9.

Atas pernyataan itu, kalau penulis pribadi kurang setuju melibatkan preman untuk penerapan protokol kesehatan di pasar. Persoalannya, preman itu dalam pikiran masyarakat sosok yang keras, kejam dan suka "minta-minta atau nagih-nagih" uang kepada masyarakat.

Istilahnya, dia penguasa dalam satu wilayah itu. Masih kita ingat bagaimana kasus John Kei waktu lalu dikaitkan dengan aksi premanisme. Itu membuktikan bahwa preman itu kasar, kejam dan memang harus dilawan.

Bagaimanapun, preman identik dengan apa yang dikatakan diatas. Sebab itu, perlu dipertanyakan pelibatan mereka untuk menerapkan protokol kesehatan di pasar. Sangat mungkin akan terjadi konflik antar orang di pasar dengan preman.

Bisa jadi si preman tersebut melakukan tindak pidana yang lainnya yang mungkin akan lebih parah. Apa yang disampaikan Pak Gatot Eddy itu sebenarnya bagus dimana melibatkan semua pihak untuk menertibkan masyarakat yang ngeyel tidak menerapkan protokol kesehatan.

Tapi, yang dilibatkan itu adalah oknum-oknum yang merupakan lawan dari masyarakat itu sendiri. Kita takut ketika tidak diawasi TNI/Polri maka si preman tadi bisa berbuat sebuah pelanggaran atau kejahatan.

Preman itu bukanlah teman dari masyarakat karena sering juga meresahkan. Karena itulah, pelibatan preman dalam menerapkan protokol kesehatan perlu dipertanyakan.

Saran saja, lebih baik ormas-ormas yang ada di Indonesia saja yang dilibatkan dan masyarakat itu sendiri dan tetap dikawal oleh TNI/Polri. Kalau ormas di mata masyarakat masih lebih diterima meski kadang kita lihat kalau di hari raya keagamaan sering ormas meminta THR kepada perusahaan maupun usaha-usaha kecil.

Semoga saja apa yang diwacanakan Wakapolri Gatot Eddy bisa dipertimbangkan lebih matang agar hasilnya lebih baik. Melawan Pandemi tentu bukan hanya dari satu pihak seperti pemerintah tetapi juga dari semua orang, masyarakat yang bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kita sendiri harus mau bekerja bersama pemerintah mendisplinkan diri untuk bisa tetap sehat dari Covid-19. Itu harapan kita yang memang jadi kewajiban bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun