Artis-artis Indonesia yang sudah terkenal sebelumnya sebagai penyanyi, pelawak, host, pemain sinetron dan lainnya tak jarang memutuskan masuk dalam politik.
Salah satu contoh musisi Anang Hermansyah yang pernah jadi anggota DPR RI, ada juga komedian Andre Taulany yang juga pernah ikut kontestasi politik, ada juga vokalis band Ungu Pasya yang sekarang menjabat wakil Walikota Palu, ada juga komedian Eko Patrio yang juga pernah menjadi Anggota DPR RI dan banyak lagi sekarang ini.
Itu membuktikan bahwa politik itu begitu seksi dan bisa menggaet siapa saja untuk mengenali dan merasakan nikmatnya berpolitik.
Begitulah juga bagi Raffi Ahmad yang diajak sebagai ikut kontestasi pilkada Tangsel 2020 sebagai calon wakil walikota Tangsel dan putri KH Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah sebagai calon walikota Tangsel dari partai Demokrat.
Hanya untuk meramaikan atau mau belajar?
Dengan ajakan kepada Raffi Ahmad tersebut, apakah Raffi mau sekedar meramaikan atau mau belajar?.
Kalau kata Ketua DPD PKS Tangsel Agus Winarjo bahwa mengajak Raffi hanya untuk mendongkrak popularitas semata, terutama bagi Azizah.
"Untuk meramaikan aja. Ya, kampanye Bu Azizah lah. Nantinya ujungnya, kami berharap dengan Ruhamaben" kata Agus kepada CNN Indonesia.com, 14/7/2020.
Apakah benar Raffi hanya untuk meramaikan saja?. Apakah benar Raffi diajak agar pemilih Azizah makin banyak dan Azizah-Raffi bisa memenangi pilkada Tangsel 2020?.
Kalau kita cermati, memang seorang artis itu punya daya tarik yang kuat biasa. Fans atau penggemarnya begitu banyak sampai ke penjuru negeri. Popularitas itu penting dalam sebuah politik karena itu juga dapat membuat masyarakat mau memilihnya calon pemimpin yang populer.
Seorang Raffi Ahmad adalah artis populer di bidangnya yaitu host, komedi dan lainnya. Followers Raffi pun seperti di Instagram sepertinya paling banyak yang penulis lihat, setelah itu diikuti Ayu Ting-ting.
Begitu juga akun YouTube Raffi termasuk nomor dua paling banyak subscribers-nya di Indonesia. Itu artinya sosok Raffi begitu populer di mata masyarakat.
Andai dia ikut pilkada Tangsel, bisa jadi pemilih akan memilih Raffi yang populer. Itulah yang mau dicari para calon-calon kepala daerah, para kader politik dan lainnya.
Seakan-akan Raffi ingin meramaikan saja kalau begitu. Padahal dalam sebuah pemberitaan dikatakan Raffi ingin belajar sebagai pemimpin daerah.
Ya, itu bagus juga, asal Raffi sudah siap untuk menerima tugas berat, dikritik dan jadi pemimpin yang amanah dan siap bekerja demi rakyat.
Dari sisi pengalaman politik, seorang Raffi belum pernah masuk dalam pusaran politik jadi sangat mungkin kita sanksi bahwa dia bisa memimpin daerah nantinya. Tapi dari popularitas seorang Raffi jangan ditanya karena dia sudah sangat populer.
Sekarang masyarakat mau memilih mana, Raffi hanya meramaikan saja atau belajar jadi pemimpin di Tangsel?.
