Kalau kita melihat kembali bahwa kemarahan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu dalam sidang kabinet terhadap menterinya adalah salah satunya karena menteri menggunakan anggaran penanganan Covid-19 yang minim.
Anggaran sudah ada tapi tidak digunakan maksimal seperti membayar insentif tenaga medis dan banyak lagi berkaitan dengan penanganan Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, mengungkapkan bahwa banyak menteri yang tak berani mencairkan anggarannya, lantaran takut terhadap audit BPK.
"Tapi ada juga yang takut. Takut ke BPK. Saya datangi ke Ketua BPK. Pak ini banyak menteri yang takut mengeluarkan uang sampai-sampai presiden marah-marah kenapa Pak?" kata Mahfud di Gedung Grahadi, Surabaya dilansir dari CNN Indonesia, 5/7/2020.
Mungkin Ini Alasannya
Kemungkinan besar kalau penulis mencermati bahwa bisa jadi menteri tersebut menganggap bahwa anggaran belum perlu saat ini untuk digelontorkan.
Sudah cukup anggaran sebelumnya untuk membeli alat pelindung diri, ventilator dan alat kesehatan lainnya serta pemberian bantuan sosial juga sudah cukup anggaran yang diambil sebelumnya.
Masalah pencairan insentif tenaga medis juga, besar kemungkinan belum tepat waktu untuk dikeluarkan saat atau menunggu waktu yang tepat saja.
Dan, ada-ada juga penulis lihat dari pernyataan Presiden waktu lalu bahwa menteri takut menggelontorkan anggaran penanganan Covid-19 karena akan ada oknum-oknum yang menyelewengkan dana itu untuk kepentingan pribadi.
Bisa kita lihat bagaimana banyak pemberitaan pemotongan uang bantuan sosial terhadap masyarakat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Kalau banyak terjadi hal demikian, bisa jadi terancam pribadi dari menteri yang mengeluarkan anggaran tersebut dan akan diduga melakukan korupsi penanganan Covid-19. Penulis melihat kearah sana sebenarnya ketakutan para menteri dalam proses penggunaan anggaran.