Hasilnya? Perempuan senantiasa menempati posisi kedua setelah laki-laki dalam berbagai aspek, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi pribadinya melalui pendidikan sebagaimana halnya kaum laki-laki. Dunia pendidikan seakan-akan menjadi milik khusus kaum laki laki, sehingga kaum perempuan tidak dapat berbuat lebih banyak lagi, baik dalam lapangan politik, ekonomi, sosial maupun budaya (Effendi, 1993).
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS, 2022), ditemukan fenomena pernikahan dini di Indonesia. Usia kawin pertama pemudi perempuan masih banyak di bawah usia 19 tahun (29,78%). Kesenjangan laki-laki dan perempuan di Indonesia dalam dunia pendidikan masih terjadi. Salah satunya fenomena yang berkontribusi pada kesenjangan ini adalah banyaknya anak putus sekolah dari kalangan perempuan akibat pernikahan dini. Dari jumlah perempuan yang menikah, ditemukan angka hampir 30% mereka menikah di usia dini. Ini tentu mengakibatkan anak perempuan putus sekolah.
Pendidikan adalah hak dasar setiap manusia, tanpa melihat gender. Hal ini sudah dijamin dalam Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan." Kebijakan ini masih berlaku, atau cuma jadi pajangan?
Khadijah punya kekayaan, Aisyah punya ilmu, tapi perempuan hari ini hanya boleh punya panci? Kita sedang menghina warisan Nabi.
Kalau Nabi Muhammad aja menghormati Khadijah yang bekerja, mengapa kita justru mengurung perempuan di dapur? Saatnya berhenti mengatasnamakan agama untuk melanggengkan ketidakadilan. Agama seharusnya membebaskan, bukan membelenggu. Mari kita pilah: mana yang benar-benar ajaran Islam, dan mana yang cuma bias patriarki berkamuflase?
Maka, pertanyaannya bukan lagi "apakah patriarki ada?", tapi "sejauh mana kita menjadi aktor yang melanggengkannya?" Jika Kartini bisa menulis 'Habis Gelap Terbitlah Terang', maka apa alasan kita untuk diam?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI