Mohon tunggu...
Joy Manik
Joy Manik Mohon Tunggu... Mentor -

Seorang suami dari satu istri dan dua anak. Seorang mentor yang menyenangi buku dan musik. Seorang manusia yang berdosa sejak dalam kandungan. Dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Ditebus oleh Kristus. Dan hidup dalam pemeliharaan Roh Kudus! - - 'i do what i think. and i think what i believe'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Lamborghini vs Gerobak Susu: Rahasia yang Terungkap!

30 November 2015   12:35 Diperbarui: 2 Desember 2015   20:15 414377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil Lamborghini diamankan di unit kecelakaan Polrestabes Surabaya. (KOMPAS.com/Achmad Faizal)

 

‘Hah! Lamborghini? Gak salah!’…. ‘Iya!, ‘jarene ono mobil balapan isuk-isuk, nabrak karo mas’e sing dol-dolan susu!... sing tuku susu meninggal pisan…’ (baca: ‘iya, katanya ada mobil yang balapan pagi-pagi, nabrak bapak yang lagi jualan susu. Yang beli susu malah meninggal). Demikian secuil percakapan yang saya dengar pagi itu. Baru saja selesai beribadah Minggu, santer berita ini tersiar.

Ya! Terulang lagi. Dari kasus anak Ahmad Dhani, lalu mobil mewah di Jakarta yang ‘nyeruduk’ motor, dan sekarang terjadi lagi. Dan kali ini TKP-nya hanya berjarak 7 menit dari rumah saya.

Netizen sempat mengunggah video langsung pasca kejadian. Dalam video berdurasi singkat itu terlihat seorang anak pemuda (konon baru berusia 24 tahun) berusaha keluar dari mobil mewah yang katanya bernilai lebih dari 10 miliar! (Red: 3 miliar. Revisi) Fantastis! Harga sebuah mobil yang kelihatannya mustahil dimiliki oleh anak yang baru berusia muda itu.

Dalam tayangan itu sang pemuda yang berusaha keluar dari mobil mewah itu, juga berusaha untuk menelepon seseorang dengan handphone-nya. Dan terdengar samar-samar kalimat, ‘…Mah…iya Mah nabrak... di depan kantor samsat….’ Siapa pun orang yang dia telepon, pastilah orang yang sangat dekat dengan sang pemuda. Dugaan saya, ibunya sendiri.
Hmmm… jika benar demikian. Kira-kira apa yang ada di benak ibu ini. Pagi hari dan telepon berbunyi mengabarkan sebuah berita buruk.

Sejujurnya saya tahu persis apa yang ada di benak ibu sang pemuda ini. Mengapa? Karena saya pun dahulu demikian. Seorang pemuda yang suka "bergaya" di lintasan jalanan kota. Orang bilang "penggemar mobil cepat".

1. Identitas

Sore itu di Bandung, saya dan 3 orang teman pria ada di sebuah mobil. Stop! Tunggu dulu. Ini bukan sembarang mobil. Mobil ini sudah dimodifikasi. Sebuah mobil jeep yang body-nya nyaris mencium aspal. Ceper abis! Tidak hanya itu. Mobil ini juga menghabiskan dana jutaan untuk membuat sound system-nya heboh. Mirip toko kaset berjalan (demikian dulu mereka menyebutnya). Jeroan mesin? Jangan tanya! Mesin mobil ini tidak lagi asli. Ya! Mesin yang bisa dipacu kencang bak seekor kuda liar.

Di dalam mobil inilah kami berempat berputar-putar di sepanjang Jalan Dago (Bandung). Semua orang pasti memandang mobil ini. Bagaimana tidak? Bukan hanya suara musik yang keras tapi cat mobil ini sangat ‘nyentrik’. Apalagi dengan airbrush ‘spiderman’ di kap mesinnya.
Kami sangat bangga berada di dalam mobil itu.

Para wanita memuja kami. Sekali klakson, mereka tersenyum seakan berkata, "Ajak kami donk naik mobilnya!" Bangga! Bangga bukan karena prestasi. Bangga hanya karena mobil yang sesungguhnya adalah pinjaman. Benar! Mana mungkin seorang anak SMA bisa membeli mobil seperti itu. Mobil ini pinjaman. Orang tua saya yang memilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun