Mohon tunggu...
Joyceline Jusuf
Joyceline Jusuf Mohon Tunggu... murid

suka menggambar dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Kita Bisa Terikat Dengan HP?

11 Oktober 2025   13:25 Diperbarui: 11 Oktober 2025   13:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Perubahan Sosial dan Budaya

Perubahan gaya hidup turut memperkuat ketergantungan ini. Dalam masyarakat modern, penggunaan HP telah menjadi norma sosial.

  • Integrasi Penuh: HP telah terintegrasi dalam hampir semua aspek kehidupan: pekerjaan, pendidikan, perbankan, hingga transportasi. Sulit membayangkan menjalani hari tanpa menggunakan perangkat ini.

  • "Connected Presence": Konsep "kehadiran yang terhubung" adalah keinginan untuk selalu dapat dijangkau dan menjangkau orang lain. Ketersediaan ini memberikan rasa aman, tetapi juga menciptakan tekanan untuk selalu merespons. Ketika kita mengabaikan HP, kita merasa melanggar norma sosial.

Menuju Keseimbangan

Meskipun HP menawarkan manfaat luar biasa, keterikatan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental (seperti peningkatan risiko kecemasan dan depresi), serta mengganggu kualitas hubungan interpersonal di dunia nyata (phubbing).

Memahami faktor-faktor psikologis dan desain di balik keterikatan ini adalah langkah pertama untuk mengendalikannya. Kuncinya bukan pada menolak teknologi, melainkan pada penggunaan yang bijaksana dan penuh kesadaran. Dengan menetapkan batas waktu, menjadwalkan "waktu bebas HP", dan mengalihkan fokus pada interaksi tatap muka, kita dapat mengambil kembali kendali atas perhatian dan emosi kita dari genggaman ponsel.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun