Mohon tunggu...
Jovanoel Gregorio Sardo
Jovanoel Gregorio Sardo Mohon Tunggu... Pelajar

AMDG

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

2 Lagu, Seribu Pelajaran

12 Oktober 2025   22:24 Diperbarui: 12 Oktober 2025   22:23 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi CC Cup XL 2025


Sorak penonton menggema dari setiap sudut sekolah. Lampu-lampu panggung berpendar menembus langit malam, dan semangat muda memenuhi udara Canisius College. Inilah Canisius College Cup XL 2025, ajang tahunan yang selalu menjadi kebanggaan. Namun, di balik euforia kompetisi dan gemerlap perayaan, ada sesuatu yang jauh lebih dalam: sebuah ruang pembentukan karakter, tempat para remaja belajar tentang perjuangan, kerja sama, dan ketulusan.

Tahun ini, saya mendapat kesempatan untuk tampil di panggung penutupan CC Cup bersama band saya, Keramat Satu. Kami bukan peserta lomba band, melainkan pengisi acara pada malam penutupan—penutup dari seluruh rangkaian panjang kegiatan yang sudah berlangsung selama beberapa minggu. Bagi kami, ini adalah kehormatan besar sekaligus pengalaman yang sangat berharga. Sejak pengumuman bahwa kami akan tampil di acara closing, antusiasme langsung membuncah. Kami berlatih dengan sungguh-sungguh, menyiapkan aransemen lagu, dan membayangkan suasana panggung yang megah di tengah sorak penonton.

Namun, seperti halnya dalam hidup, kenyataan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Pada hari penutupan, berbagai kendala teknis mulai muncul. Vendor panggung mengalami masalah pada sistem suara, pencahayaan tidak stabil, dan jadwal acara pun molor cukup jauh dari yang direncanakan. Akibatnya, waktu tampil kami harus dipotong. Dari tiga lagu yang sudah kami siapkan dengan sepenuh hati, hanya dua yang sempat dibawakan. Saat lagu terakhir berakhir dan tepuk tangan penonton menggema, saya berdiri di atas panggung dengan perasaan campur aduk—lega, kecewa, tetapi juga bangga. Sebagai pengalaman pertama tampil di acara sebesar ini, tentu saya ingin memberikan yang terbaik. Tetapi malam itu mengajarkan satu hal penting: tidak semua rencana berjalan sempurna, dan justru di situlah karakter terbentuk.

Canisius College Cup bukan hanya soal kemenangan, tapi soal bagaimana seseorang merespons kegagalan dan ketidaksempurnaan dengan hati yang lapang.

Dari balik panggung, saya melihat bagaimana panitia tetap bekerja keras meski situasi tidak ideal. Mereka berlari ke sana kemari, memperbaiki peralatan, mengatur ulang jadwal, dan memastikan acara tetap berjalan. Tidak ada yang mengeluh, tidak ada yang menyalahkan—semua bergerak cepat, saling mendukung, dan saling percaya. Melihat itu, saya sadar bahwa keberhasilan besar tidak pernah berdiri di atas kerja satu orang saja. Ia lahir dari kerja sama, pengertian, dan semangat untuk saling menopang.

Bagi saya, di situlah letak nilai pendidikan sejati dari CC Cup XL 2025. Ia menjadi laboratorium pembentukan karakter bagi anak muda. Di balik keringat para panitia, di tengah suara gaduh penonton, di antara latihan yang tak terhitung, kami semua belajar menghadapi realitas: bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, tapi semangat magis—semangat untuk menjadi lebih baik—selalu bisa ditemukan di mana pun, bahkan di tengah keterbatasan.


Dokumentasi CC Cup XL 2025
Dokumentasi CC Cup XL 2025

Daya juang sejati lahir bukan dari kemenangan, melainkan dari keberanian untuk tetap bangkit dan memberi yang terbaik di tengah keterbatasan.

Dua lagu yang kami bawakan malam itu akhirnya menjadi simbol kecil dari pelajaran besar tentang ketulusan. Saya belajar bahwa tampil di panggung bukan hanya soal keberanian, tetapi juga tentang kerendahan hati dan penerimaan. Penampilan yang hebat tidak diukur dari lamanya waktu tampil, tetapi dari seberapa tulus seseorang menjiwai setiap momen yang dijalani. Penonton malam itu mungkin tidak tahu perjuangan di balik panggung, tapi bagi kami, pengalaman itu menjadi kenangan yang tak ternilai. Kami tetap tersenyum, tetap bermain dengan sepenuh hati, dan ketika lagu terakhir usai, kami menunduk dengan rasa syukur.

Canisius College Cup, dalam skala yang lebih luas, mencerminkan kehidupan anak muda masa kini: penuh semangat, tetapi juga harus siap menghadapi tantangan dan kekecewaan. Acara ini bukan hanya ajang prestasi, tapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai hidup seperti kerja keras, disiplin, dan keikhlasan. Sebagai bagian dari generasi muda, saya merasa inilah inti dari pendidikan karakter yang sesungguhnya—bukan teori di atas kertas, tetapi pengalaman nyata yang membentuk sikap dan kepribadian. Dalam suasana penuh energi dan dinamika CC Cup, kita belajar menjadi manusia yang tahan banting, menghargai proses, dan berani mencoba meski hasilnya belum sempurna.

Ketika lampu-lampu panggung perlahan padam malam itu, saya menatap area yang sebelumnya begitu hidup dengan perasaan haru. Pengalaman tampil di closing CC Cup XL 2025 tidak berjalan sempurna, tapi justru di sanalah maknanya. Saya belajar tentang kesabaran, kerja sama, dan rasa syukur. CC Cup mengajarkan saya bahwa karakter tidak dibangun dalam kemenangan, melainkan dalam cara kita berdiri lagi setelah kecewa. Menjadi lebih baik bukan tentang hasil akhir, tetapi tentang semangat untuk terus belajar, beradaptasi, dan bersyukur. Dua lagu yang sempat kami mainkan malam itu mungkin singkat, tetapi di dalamnya terkandung magis—semangat untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun