Bayangkan dua raksasa dunia saling adu otot di pasar global. Satu membawa teknologi mutakhir, satu lagi membawa kekuatan manufaktur yang luar biasa. Itulah gambaran perang dagang antara Amerika Serikat dan China --- dan percayalah, dunia ikut bergetar karenanya.
Tapi... di balik ketegangan dan kerugian yang muncul, terselip peluang besar. Terutama bagi Indonesia dan sektor teknologi informasi (TI) yang selama ini jarang dilirik sebagai pemain utama. Yuk, kita bahas dampaknya --- dan mengapa ini bisa jadi momentum emas bagi industri TI dalam negeri!
Apa Itu Perang Dagang China--AS?
Sejak 2018, Amerika Serikat dan China saling memberlakukan tarif tinggi atas produk satu sama lain. AS menuduh China "mencuri teknologi" dan menciptakan ketergantungan berbahaya terhadap barang-barang murah dari Negeri Tirai Bambu. Sebagai balasan, China membalas dengan tarif dan kebijakan teknologi domestik.
Hasilnya? Lebih dari $550 miliar barang dikenakan tarif. Rantai pasok dunia pun kacau, termasuk di sektor chip, otomotif, elektronik, dan pertanian.
Dampak Global: Ekonomi Dunia Kedinginan
Perang dagang bukan cuma masalah dua negara. Dunia ikut merasakan:
Pertumbuhan global melambat --- IMF menurunkan proyeksi ekonomi dunia, dan banyak negara berkembang mulai waswas.
Biaya produksi naik --- Banyak perusahaan multinasional harus membayar lebih mahal untuk suku cadang dan logistik.
Rantai pasok terganggu --- Barang yang biasa dikirim cepat jadi tersendat, atau malah terhenti.
Pasar keuangan gonjang-ganjing --- Indeks saham global sempat jatuh sebelum stabil kembali.