Statement dari Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia Tatang Kurniadi, sungguh menyesakkan dada ini sebagai anak Bangsa, Tatang mengatakan perlu 12 bulan atau satu tahun lebih untuk menganalisa cockpit Voice Recorder ( CVR) maupun Flight Data Recorder, dari Sukhoi Superjet 100 ini. Ucapan Pak Tatang sebagai Ketua KNKT ini membuat keluarga Korban dan Masyarakat Pesimis atas posisi Beliau sebagai orang yang sangat diharapkan untuk membuka tabir kecelakaan pesawat ini. Kami membutuhkan waktu minimalnya sekitar 12 bulan untuk bisa mengungkap isi rekaman dari kotak hitam agar bisa mengungkap apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 di kawasan Gunung Salak, Bogor pada Rabu kemarin ," kata Tatang kepada wartawan, apakah ndak bisa lebih cepatan sedikit Pak, apalagi ada informasi yang menyebutkan Ansuransi dari Sukhoi harus menunggu dulu hasil Investigasi ini baru membayar claim korban Sukhoi ini? Sebagai pencinta dunia penerbangan, rasanya Posisi Pak Tatang dalam pandangan pribadi saya, lebih cenderung untuk mengamankan kepentingan Sukhoi dalam kecelakaan ini, banyak sanggahan Bapak akan penemuan tim SAR, membuat saya kurang respect terhadap Bapak sebagai Ketua KNKT Negeri ini, Bapak pun berujar bahwa Flight Data Recorder dari Sukhoi belum ditemukan oleh Tim SAR, inipun menjadi pertanyaan bagi saya pribadi, mengapa alat ini terpisah? sekilas dalam gambar black Box yang ditampilkan dalam penyerahan dari Komandan Tim SAR kepada Bapak disana terlihat Black Box itu utuh walau dalam kondisi terbakar, kini Bapak katakan FDR nya belum ditemukan, Duh Pak dada ini rasanya sesak, petunjuk dari pembuat pesawat ternyata jauh berbeda dari apa yang ditemukan oleh Tim SAR kebangsaan Bangsaku. Untuk jelasnya dibawah ini saya tautkan gambar Black Box temuan tersebut, agar masyarakat dapat melihat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI