Mohon tunggu...
Joseph Imanuel Setiawan
Joseph Imanuel Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Joseph IS

Cerdas adalah mengenal diri dan menjadi dewasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Demokrasi, Paham Keseimbangan Berpendapat dan Mendengar

26 Februari 2021   18:10 Diperbarui: 26 Februari 2021   20:02 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua kelabakan dengan perilaku pengguna media sosial yang semakin bertambah. Contohnya saja di instagram, pengguna di Indonesia yang dihitung pada awal tahun 2020 sekitar 69.2 juta, angka yang sangat besar. Belum lagi banyak juga pengguna di bawah umum yang ikut terseret arus media sosial yang, sedangkan mereka belum memiliki pegangan yang cukup kuat. Mereka secara tak sengaja disodorkan konten-konten dewasa atau sekedar konten berunsur kekerasan dan penghinaan yang dapat mereka tiru sewaktu-waktu.

Melihat hal-hal seperti itu, apakah yang kita pikirkan? Sesuatu yang normal dan memang seharusnya terjadi, atau harus ditata dan diperbaiki?

Mengacu pada beberapa tokoh yang mengemukakan pemikirannya tentang arti demokrasi, semua berkesimpulan demokrasi merupakan pemerintahan yang dilakukan demi kepentingan rakyatnya.

Tokoh yang terkenal, yaitu mantan presiden Amerika juga berpendapat yang sama kira-kira, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sedangkan menurut presiden kita, yaitu Joko Widodo, demokrasi adalah cara pemerintahan dengan mendengarkan secara langsung suara rakyat itu sendiri.

Sehingga sebenarnya hal inilah yang menjadi kesalahpahaman terbesar dari rakyat, rakyat benar menginginkan segala sesuatu kebutuhannya dapat dan mampu dipenuhi oleh pemerintah.

Pandangan yang lain mungkin dapat menjadi penengah dari pandangan-pandangan yang sudah ada yang juga menyebabkan konflik. Saya baru juga mendapatkan pandangan ini saat saya sedang menelusuri beberapa artikel yang ada di beranda saya. Dari satu artikel yang juga cukup nyambung dengan pemikiran saya, membuat saya terinspirasi tentang pandangan ini.


Sebagai negara yang berbudaya ketimuran, Indonesia masih sangat kental dengan adat dan kepercayaan. Kepercayaan yang juga cukup heterogen atau bermacam-macam juga sudah dikenal oleh dunia karena toleransi yang terbentuk di masyarakat. Sebenarnya dari sana sudah tergambar wajah demokrasi bangsa ini.

Ajaran agama yang juga cukup berkembang di masing-masing kepercayaan, juga adanya bercampurnya ajaran agama dengan kebudayaan daerah masing-masing, membuat bangsa ini semakin kaya. Berkembagnya zaman juga terasa juga pada ajaran agama yang juga dapat menyesuaikan dengan modernisasi. Jadi rasanya sudah tak sungkan berbicara tentang keagamaan.

Tapi sebenarnya ajaran agama ini menurut saya juga bisa menjadi contoh dan acuan kepada makna dan pengamalan demokrasi. Di kepercayaan manapun, tentunya memiliki sumber pengajaran yang biasanya tertulis dalam sebuah kitab suci. Jika diselami, sebenarnya ajaran agama yang ada di sebuah kitab suci sebenarnya bersifat otoriter. Mengapa?

Jelas saja di dalam kitab suci berisi aturan, hukum, ideologi, dan filosofi yang harus dituruti oleh setiap penganutnya. Setiap ajaran agama memerintahkan supaya setiap umat untuk mematuhi ajarannya. Tak salah juga, tak dapat terbantahkan bahwa manusia membutuhkan aturan untuk dapat hidup. Jika tidak, tanpa arahan yang jelas manusia hidup secara tak jelas dan tak karuan.

Tapi di sisi lain, ajaran di setiap agama pun tak ada pemaksaan agar semua orang menuruti ajarannya. Kehidupan manusia diberikan kebebasan untuk dapat menentukan arah kehidupan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun