Di WhatsApp Group, orang-orang dengan tipe ini sering mengirimkan pesan "awas!", "hati-hati!", "sebarkan!", "viralkan!", atau kata-kata serupa lainnya terkait pandemi yang sedang terjadi. Mereka sangat reaktif terhadap perubahan dan cenderung berpikir bagaimana menyelamatkan diri sendiri agar terhindar dari bahaya.
Di awal-awal pandemi terjadi, kita juga sangat mudah mengenali orang-orang dengan tipe dominan otak reptil merespons. Mereka menunjukkan ketakutan yang berlebihan, lalu bersikap panik dengan segera membeli stok makanan, masker dan hand sanitizer dalam jumlah besar untuk disimpan di rumah.
Secara umum, orang-orang yang cenderung mengaktifkan otak reptil, akan memiliki fixed mindset. Pola pikirnya bersifat tetap dan paten sejak lahir, dan sangat sulit untuk diubah.
Otak Mamalia, Menggunakan Pendekatan Emosi
Otak Mamalia dikenal juga otak dengan sistem limbik. Dalam struktur otak, otak mamalia terletak di bagian tengah. Otak tipe ini merupakan otak yang dimiliki oleh mamalia dan manusia.
Otak mamalia bertugas untuk mengolah emosi dan perasaan. Otak inilah yang merespons dengan rasa takut, marah, benci, senang, nyaman, dll.
Coba perhatikan respon kucing saat kepala atau badannya dielus-elus. Ia akan merasa nyaman dan segera menempelkan tubuhnya pada orang yang mengelusnya.
Demikian juga dengan lumba-lumba. Hewan yang dikenal pintar ini diyakini mengenal "hadiah" dan "hukuman" dengan baik. Seekor lumba-lumba akan senang melakukan suatu perintah dari pelatihnya karena tahu benar bahwa ia akan diberikan "hadiah".
Orang yang dominan mengaktifkan otak tengah ini akan berpikir transaksional saat sedang mengalami kesulitan. Mereka cenderung menggunakan emosi dan sangat reaktif terhadap stimulus dari luar dan terhadap perubahan yang terjadi.
Di masa pandemi saat ini, orang yang dominan mengaktifkan otak mamalia, akan dominan berespon menggunakan emosi. Di saat aturan PSBB diberlakukan, dan mengharuskan setiap orang di rumah saja untuk memutus rantai penyebaran covid-19, orang-orang dengan tipe ini akan melawan dan menebarkan kebencian terhadap keputusan pemerintah. Bagi mereka, pandemi ini hanyalah "bualan" sebagai cara pemerintah untuk mendapatkan gelontoran dana.
Seorang marketing handal, akan melihat peluang besar saat bertemu dengan orang yang dominan mengaktifkan otak mamalia. Mereka akan melakukan pendekatan emosi, untuk membuat calon customernya nyaman dan senang demi produknya laku terjual. Biasanya orang dengan tipe seperti ini sangat mudah dibujuk rayu untuk membeli sesuatu meskipun tidak sedang dibutuhkan.
Secara umum, orang-orang yang cenderung mengaktifkan otak mamalia, akan memiliki fixed mindset namun lebih terbuka terhadap perubahan. Pola pikirnya masih bisa diubah dengan belajar dan dari pengalaman yang terjadi.