Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertengkaran Tupi, Tudu dan Tuga

25 Mei 2025   05:18 Diperbarui: 25 Mei 2025   05:18 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dengan bing.com, dokpri

"Aku minta lagi, kak," seru Tuga, si tupai paling kecil.

"Nggak bisa! Aku paling besar, jadi dapat kacangnya lebih banyak!" kata Tupi, tupai sulung. Sementara tupai anak kedua, Tudu, berusaha merebut kacang yang berada dalam wadah baskom.

Ketiga tupai itu anak dari Bu Tucan. Bu Tucan baru saja diberi kacang panenan dari Pak Rusa, tetangga mereka. Bu Tucan sangat berterima kasih karena memang dia tidak menanam kacang. Ladang mereka tidak luas dan hanya ditanami jagung.

Bu Tucan memanggil ketiga anaknya.

"Tupi, tolong kacang ini dibagi yang adil buat kalian bertiga! Ibu mau melanjutkan menjahit pakaian pelanggan," ucap Bu Tucan. Tupi pun menyanggupinya. 

Saat membagi kacang itu, bagian Tupi lebih banyak dibandingkan jatah kedua adiknya, Tudu dan Tuga. Hal itulah yang membuat mereka ribut. 

Mendengar keributan ketiga anaknya, Bu Tucan mendekati mereka bertiga. Bu Tucan bertanya, apa yang menjadi penyebab perselisihan antara mereka bertiga.

"Kak Tupi nggak adil, Bu! Aku sama Tuga kok cuma dikasih dua kacang. Kakak dapatnya banyak banget!" cerita si Tudu.

"Iya, Bu. Ngeselin banget!" kata si Tuga.

"Mentang-mentang paling besar, maunya makan banyak. Huh!" ucap si Tudu dengan mengepalkan tangan kanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun