"Buku kecil? Namaku?"
Kamu mengangguk. Kekecewaan sangat tampak di raut wajahmu.
Kuingat lagi masa-masa kelas XI, di mana aku iseng mengambil buku kecilmu. Memang kutemukan coretan tanganmu di sana, kau tuliskan namaku di samping namamu. Sampai saat ini aku tak berniat menanyakan maksud tulisan itu kepadamu. Malah kamu menceritakannya sendiri padaku.
"Masa gara-gara ada tulisan namamu di buku itu, akhirnya menjadi bahan pertengkaran antara aku dan Lea," keluhmu. Kamu ceritakan juga kalau kalian sering putus-nyambung selama ini dan berakhir perpisahan.
"Wajar sih kalau Lea cemburu. Wong ya dia nemuin namaku di bukumu," ujarku sedikit membela Lea.
"Kok kamu malah bela dia sih?"
"Perempuan itu peka, Yo. Makanya kamu nggak usah aneh-aneh."
"Aku kan cuma iseng nulisnya. Nggak ada maksud apa-apa."
Aku tak bermaksud memperpanjang cerita masa SMA itu. Cukup sampai di sini.
"Ya udah. Yang lalu biar berlalu. Sekarang ini kamu maunya gimana, Yo?"
"Aku bingung. Menurutmu gimana?"