Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjuangan Guru yang Tak Banyak Diketahui, Saat Siswa Tak Mau Lagi Bersekolah

1 Mei 2023   21:46 Diperbarui: 1 Mei 2023   21:48 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: radarcirebon.disway.id

Sampai saat ini, saya mengajar selama tujuh belas tahun sembilan bulan. Dimulai mengajar di sebuah SD milik Persyarikatan Muhammadiyah yang terletak di kabupaten Gunungkidul. Kemudian dilanjut mengajar di SD Negeri tak jauh dari SD Muhammadiyah tadi.

Karena baru satu tahun mengajar di SD Negeri maka pengalaman berhadapan dengan siswa lebih banyak di sekolah swasta tadi. Pengalaman suka dan duka banyak saya dapatkan di sana. Tak terkecuali berhadapan dengan siswa yang tiba-tiba memutuskan untuk tidak bersekolah lagi.

Setidaknya ada dua siswa yang putus sekolah, meski guru atau pihak sekolah sudah melakukan berbagai cara untuk merayu dan membujuk siswa tadi agar mau masuk sekolah dan belajar bersama teman-temannya di sekolah. Dari dua siswa tersebut di antaranya siswa yang saya ajar. Waktu itu saya mengajar di kelas III. Jadi, saya bercerita fokus ke siswa saya saja.

Sebut saja namanya Asep ---bukan nama sebenarnya---. Dia bukan siswa yang berasal dari Sunda. Asli Jawa. Baik ibu maupun bapaknya berasal dari perbatasan dusun yang berdekatan dengan SD tempat saya mengajar adalah orang Jawa tulen.

Di antara sekian belas siswa kelas III waktu itu, Asep adalah salah satu siswa yang pendiam. Nyaris tak bersuara meski dicemooh atau dibully temannya yang laki-laki. 

Tentu saja berulang kali saya mengingatkan atau menegur siswa yang membully Asep. Tak jarang saya duduk di bangku sebelah Asep, demi menjaga Asep agar tak diganggu teman-temannya. 

Kasihan kalau siswa ini tidak bisa konsentrasi penuh dalam pelajaran. Apalagi kemampuan membaca maupun menulisnya masih kurang, tak seperti teman sekelasnya. Saya tak membiarkan Asep merasa kecil hati.

Saat duduk di samping Asep terkadang saya bertanya tentang kebiasaannya di rumah karena saat itu dia beberapa kali tidak berangkat sekolah. Dari teman-temannya, saya mendapatkan informasi kalau dia ikut bapaknya ke sawah atau ke pasar.

Saya ingin memastikan kebenarannya kepada Asep secara langsung. Namun, saya tak mendapatkan informasi yang jelas. Dia lebih banyak diam atau memberikan kode menggelengkan kepala atau mengangguk.

Ya sudah, sebagai guru saya tak bisa mengorek informasi lebih banyak darinya. Saya khawatir kalau itu akan memberikan tekanan batin baginya. Jadi saya tak lanjutkan beberapa hal yang ingin saya ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun