Sambil menunggu pengumuman hasil UMPTN, atas saran orangtua, saya mengikuti seleksi di sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Orangtua mengarahkan saya untuk mengambil studi Tarbiyah.Â
Maklumlah, orangtua memang guru agama. Hal serupa juga dilakukan oleh saudara kembar saya. Jadi kami berdua sama-sama mengikuti UMPTN dan seleksi mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta Islam di Yogyakarta.
Pengumuman hasil seleksi tak bersamaan. Tetapi saya tak begitu ingat, PTS atau PTN dulu yang mengumumkan hasilnya di koran lokal yang fenomenal di Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat.
Yang jelas, saya lolos seleksi di PTS dan juga PTN. Meski waktu itu saya lolos UMPTN untuk pilihan kedua, Pendidikan Sejarah UNY. Sedangkan saudara kembar saya tak seberuntung saya. Dia tidak lolos di PTN yang diidamkannya.
Pengalaman Kuliah di Kampus Lain
Singkat cerita, saya dan kembaran tak kuliah di kampus yang sama setelah dua belas tahun selalu bersekolah di sekolah yang sama dari TK, SD, SMP dan SMA.
Meski tak satu kampus, setiap hari saya selalu berangkat kuliah bersama saudara kembar saya. Motor satu untuk berdua. Kebetulan saudara kembar saya belum bisa mengendarai motor waktu itu.
Jadi saya mengantar ke kampusnya dulu kalau dia jadwal kuliahnya pagi, sementara saya kuliah siang. Saya manfaatkan sekalian untuk ngangsu kawruh atau belajar di kampus saudara kembar saya.Â
Teman-teman seangkatan saudara kembar saya hampir semuanya kenal. Begitu juga saudara kembar saya, sering ke kampus saya. Teman-teman seangkatan saya pun welcome sekali.Â