"Kalau kalian sudah ada kesepakatan seperti itu, kamu harus menepatinya, San..."
"Saya nggak terima, bu guru. Aku kan jago lari..."
"Iya, ibu tahu. Tapi bukan berarti kamu tidak bisa kalah, San. Apalagi banyak temanmu yang rajin latihan setiap hari..."
Ahsan terdiam. Beberapa minggu ini dia tidak berlatih atletik. Dalam pikirnya dia merasa sudah jago lari, jadi tidak perlu berlatih.Â
"Lomba lari kan perlu latihan biar tidak kram dan lincah. Iya kan?" tanya bu Ecy.
Ahsan mengangguk. Dia ingat nasehat pak Zal, guru olahraganya kalau olahraga apapun perlu latihan. Tidak boleh lalai, meski sering juara sekalipun.Â
Nasehat pak Zal rupanya sudah dilupakannya. Ahsan menjadi menyesal. Tambah lagi dia akan dimarahi orangtuanya.
"Ibu dan ayah pasti marah padaku, bu guru..."
Dengan lembut bu Ecy menenangkan hati Ahsan.Â
"Kamu ceritakan saja yang sebenarnya, San. Pasti ibu dan ayahmu tidak marah. Asal kamu tidak mengulangi lagi..."
**