Aku tak mau terlibat lebih jauh dengan rumah tangga perempuan itu. Apalagi istriku dan anak- anakku sudah mempercayaiku. Pantang bagiku untuk mengkhianati keluarga kecilku.Â
Nasehat- nasehat kusampaikan pada perempuan itu. Bukan lewat pesan WA, SMS, atau sosmed lainnya. Kutulis nasehatku lewat kajian yang dimuat di koran lokal.
Perempuan itu masih terus menghubungiku. Terakhir dia menginginkan berumrah melalui biro perjalanan haji dan umrah yang aku kelola. Aku menolak perempuan itu. Aku ingin melakukan umrah dan membimbing umat karena tujuan beribadah. Bukan urusan lain. Apalagi urusan perempuan yang pernah hadir di hatiku.
Bisa- bisa keimananku jebol. Betapa hancur istri dan anakku jika aku menodai kepercayaan mereka. Aku hanya manusia, jika sering bertemu dan berkomunikasi dengan perempuan itu bisa jadi malah CLBK, kata anak muda sekarang.
"Kalau dia keukeuh ikut biro kita, aku pastikan tak berangkat ke tanah suci..." terangku pada rekan di biro umrah-ku.Â