Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Sang Ustaz

25 Agustus 2019   07:35 Diperbarui: 25 Agustus 2019   07:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banyak pihak yang tak memahami poligami akibat perilaku beberapa orang yang menganggap poligami itu mudah dan cenderung menyakiti perempuan. Banyak yang tak tahu sejarah poligami itu sendiri.

Poligami bisa dikatakan untuk menghormati kaum perempuan. Kenapa? Zaman nabi dahulu, lelaki menikah dengan banyak perempuan itu biasa. Sehingga muncul wahyu pada nabi untuk lebih menghormati perempuan waktu itu.

Para sahabat hanya boleh menikahi maksimal 4 perempuan. Itupun dengan alasan membantu perempuan, terutama janda yang renta. Bukan menikahi perempuan yang lebih muda dari istri pertama, atau dengan kata lain tak boleh menikah dengan perempuan demi kepentingan nafsu.

***

Pesan istriku selalu aku ingat. Apalagi di saat cobaan seperti saat ini. Aku dipertemukan lagi dengan perempuan yang pernah kulamar di masa mudaku. Akan tetapi orangtuanya menolak lamaranku. Maklumlah secara ekonomi aku belum memiliki apapun untuk membahagiakannya.

Kemudian perempuan itu dilamar lelaki lain. Lelaki itu jelas lebih mentereng. Ekonominya sudah tak diragukan lagi. Karenanya, tak diragukan lagi kalau lelaki itu diterima oleh keluarganya. Menikahlah mereka. 

***

"Aku akan bercerai..."

Perempuan itu mulai bercerita di biro umrah yang kukelola bersama beberapa rekanku.

"Aku tak mungkin memberi keturunan bagi suamiku..."

Perempuan itu bercerita kalau dirinya akan diceraikan sang suami. Alasannya mereka belum dikaruniai buah hati. Berbagai cara sudah dilakukan untuk terapi agar bisa hamil. Namun nihil hasilnya. Aku hanya bisa menasehatinya untuk mempertahankan rumah tangganya dan bersabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun