Banyak pihak yang tak memahami poligami akibat perilaku beberapa orang yang menganggap poligami itu mudah dan cenderung menyakiti perempuan. Banyak yang tak tahu sejarah poligami itu sendiri.
Poligami bisa dikatakan untuk menghormati kaum perempuan. Kenapa? Zaman nabi dahulu, lelaki menikah dengan banyak perempuan itu biasa. Sehingga muncul wahyu pada nabi untuk lebih menghormati perempuan waktu itu.
Para sahabat hanya boleh menikahi maksimal 4 perempuan. Itupun dengan alasan membantu perempuan, terutama janda yang renta. Bukan menikahi perempuan yang lebih muda dari istri pertama, atau dengan kata lain tak boleh menikah dengan perempuan demi kepentingan nafsu.
***
Pesan istriku selalu aku ingat. Apalagi di saat cobaan seperti saat ini. Aku dipertemukan lagi dengan perempuan yang pernah kulamar di masa mudaku. Akan tetapi orangtuanya menolak lamaranku. Maklumlah secara ekonomi aku belum memiliki apapun untuk membahagiakannya.
Kemudian perempuan itu dilamar lelaki lain. Lelaki itu jelas lebih mentereng. Ekonominya sudah tak diragukan lagi. Karenanya, tak diragukan lagi kalau lelaki itu diterima oleh keluarganya. Menikahlah mereka.Â
***
"Aku akan bercerai..."
Perempuan itu mulai bercerita di biro umrah yang kukelola bersama beberapa rekanku.
"Aku tak mungkin memberi keturunan bagi suamiku..."
Perempuan itu bercerita kalau dirinya akan diceraikan sang suami. Alasannya mereka belum dikaruniai buah hati. Berbagai cara sudah dilakukan untuk terapi agar bisa hamil. Namun nihil hasilnya. Aku hanya bisa menasehatinya untuk mempertahankan rumah tangganya dan bersabar.