Sebagai manusia pasti pernah merasakan sedih. Atau bahkan sering mengalaminya. Hal itu wajar-wajar saja. Namanya hidup kadang sedih kadang bahagia. Kita bisa merasakan bahagia karena sebelumnya pernah sedih. Dan sebaliknya kita bisa merasakan sedih karena sebelumnya pernah bahagia.
Hidup bagai roda berputar. Tak selamanya di atas, tak selamanya di bawah. Tak selamanya bahagia, tak selamanya menderita. Sedih karena patah hati, karir stagnan, bermasalah dengan pasangan dan sebagainya tak bisa dihindarkan.
Ternyata rasa sedih atau menderita itu ada tahapannya.Â
Pertama, Tahap denial yaitu tahapan di mana kita masih tak dan belum mempercayai mengapa peristiwa bisa terjadi. Kita mempertanyakan penyebab hal-hal yang membuat kita bersedih hati. Jawaban atas pertanyaan terus kita cari-cari.Â
Kedua, tahap anger. Tahap ini kita tak marah dan gusar dengan hal yang terjadi.
Ketiga, bargaining. Tahapan ini kita berusaha berdamai dengan hati, tawar menawar untuk bisa memperbaiki keadaan demi kenyamanan hati.
Keempat, deppression. Pada tahapan ini masuk tahap rasa putus asa, yang akhirnya menyebabkan energi terkuras dan sedih. Akibatnya yang bersangkutan tak bergaul dengan orang lain dan hidup stagnan
Kelima, acceptance. Tahapan ini kita bisa menerima hal yang terjadi dan memutuskan untuk maju.
Lalu apa yang harus dilakukan agar rasa sedih itu hilang. Move on...!
Caranya ini,
1. Lebih mendekatkan diri pada Sang Kuasa. Banyak berdoa dan memasrahkan apa yang telah terjadi pasti ada hikmahnya.
2. Curhat ke saudara atau sahabat yang kita percaya. Dengan curhat ini beban hati dan pikiran sedikit berkurang.
3. Refreshing ke tempat yang membuat nyaman, entah pantai, menjelajah dan sebagainya.
4. Berpikir positif. Bahwa badai pasti berlalu. Setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan.
Sedih boleh...tapi bukan berarti dunia kiamat. Semangat menjalani hari dengan bismillah. Selamat beraktivitas!