Mohon tunggu...
Muchammad Jauhari
Muchammad Jauhari Mohon Tunggu... Pengasuh jooizzy.com
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Linux dan animasi. Sering berbagi cerita di jooizzy.com dan berusaha menyalurkan inspirasi di Youtube channel DroidTips

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Cara Tanteku Menarik Minat Pelanggan Cafe dengan Digitalisasi

26 Juni 2025   07:01 Diperbarui: 26 Juni 2025   00:15 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan atau dua bulan sekali saya dan keluarga selalu berusaha buat menyempatkan diri berkunjung ke rumah tante. Niatnya sekadar silaturahmi, mengecek kondisinya dan keluarga, plus numpang makan enak seperti biasa hehehe. Maklum, lokasi rumah tante saya emang nggak terlalu jauh dari tempat tinggal kami.

Kalo soal masak, tante memang jago, dan sejak beberapa tahun terakhir, bisnis kuliner rumahan yang dia rintis sudah jalan cukup stabil. pesanan kue ulang tahun, roti-roti artisan, sampai camilan gurih khas Jawa Timur, semua laris manis. Tapi kali ini, ada sesuatu yang beda.

Di satu kesempatan, sambil kami duduk di ruang tamu sore itu sepiring banana roll keju buatan sendiri, tante tiba-tiba bilang, "Mas, aku lagi kepikiran bikin kafe kecil di depan rumah. Buat nambah sektor usaha, sekalian tempat orang bisa duduk santai sambil menikmati masakanku."

Saya pun langsung mengalihkan perhatian dari acara TV karena penasaran. 

"Serius, tante mau bikin kafe?"

"Iya. Tapi bukan kafe yang besar lho ya, mas. Aku pengennya tempat yang kecil aja tapi nyaman. Orang bisa ngopi, kerja, atau sekadar ngobrol. Nanti, semua menunya homemade dari dapur ini."

Aku bisa langsung membayangkan dinding semi-terbuka dengan tanaman rambat, meja kayu, bau kopi, WiFi lancar, dan playlist musik yang diputar syahdu.

Saran Digitalisasi Cafe

Sebagai generasi yang sudah kenyang dengan remote work dan cafe-hopping, aku tahu benar kalau kafe zaman sekarang nggak cuma soal rasa. Pelanggan juga butuh kenyamanan, kecepatan, dan koneksi, terutama koneksi internet. 

"Nte," kataku pelan, "kalau mau bikin kafe yang kekinian dan bisa awet, internet itu penting banget. Bukan cuma buat pelanggan, tapi juga buat operasional."

Tante manggut-manggut. "Makanya aku mau tanya kamu. Aku nggak ngerti soal itu. Tapi aku tahu, kalau anak-anak muda betah di tempat, biasanya karena ada WiFi, kan?"

Kami mulai menyusun daftar kebutuhan. Dan hal pertama yang kupastikan: WiFi andal, stabil, dan cepat.

Setelah bandingkan sana-sini dan ngobrol dengan beberapa teman yang punya usaha kuliner, aku rekomendasikan tante pakai Indibiz WiFi, sebuah layanan internet khusus bisnis dari Telkom Indonesia. Kenapa? Karena fiturnya memang ditujukan untuk pelaku usaha kayak tante saya ini.

1. Kuota Unlimited dan Stabilitas Tinggi

WiFi Indibiz nggak dibatasi kuota. Mau pelanggan duduk tiga jam sambil streaming, atau kerja remote buka Zoom meeting, tetap aman. Nggak ada cerita lemot mendadak.

2. Pilihan Kecepatan Mulai 30 Mbps hingga 300 Mbps

Tergantung kebutuhan. Untuk kafe kecil, paket 50--100 Mbps biasanya cukup. Tapi kalau nanti kafenya rame dan banyak pelanggan, tinggal upgrade aja.

3. Pengaturan SSID dan Prioritas Bandwidth

Nama WiFi bisa dibuat sesuai nama kafe. Misalnya: "Quenby_Cafe" untuk pelanggan, dan "Quenby_Staff" khusus pegawai. Jadi bisa diatur siapa dapat prioritas kecepatan.

4. Keamanan Tinggi dan Monitoring Real-Time

Keamanan saat mengakses internet publik seperti WiFi itu sangat penting, terutama bagi pelanggan yang sering nongkrong di kafe. Tanpa perlindungan yang memadai, data pribadi mereka, seperti login akun, informasi perbankan, atau aktivitas browsing, bisa rentan disusupi oleh pihak yang nggak bertanggung jawab.

Makanya, penyedia kafe harus memastikan jaringan WiFi-nya punya sistem keamanan yang kuat, seperti firewall, enkripsi data, dan akses terkontrol agar pelanggan bisa berselancar dengan aman dan nyaman.

Mata tante langsung berbinar. "Wah, canggih juga, ya. Aku kira WiFi itu tinggal pasang aja."

Aku senyum. "Kalau buat usaha, harus dipikirin matang. WiFi bukan cuma bonus, tapi bagian dari pengalaman pelanggan."

Mengelola Kafe Tanpa Ribet Pakai Aplikasi Kasir

Ilustrasi Pelanggan Membayar Pakai Dompet Digital (Sumber: Doc Pribadi) 
Ilustrasi Pelanggan Membayar Pakai Dompet Digital (Sumber: Doc Pribadi) 

Setelah urusan internet beres, aku juga ngajak tante mikir tentang sistem operasional. Karena tante emang apa-apa masih suka dikerjain manual, entah itu catat pesanan kue di buku tulis, hitung bahan baku pakai kalkulator, dan bikin laporan keuangan. Semua manual. Dan kupikir: kalau nanti buka kafe, cara ini bakal bikin capek sendiri.

Aku tawarkan tante buat pakai Aplikasi Kasir dari Indibiz yang memang sangat cocok buat UMKM makanan dan minuman.

"Apa bisa ngatur stok juga?" tanya Tante.

"Bisa banget," jawab saya singkat.

Biar nggak repot ngejelasin, saya langsung menunjukkan fitur-fiturnya dari website Indibiz:

  • Input menu dan harga sekali, langsung bisa digunakan

  • Nggak perlu repot nulis ulang tiap hari. semua menu tinggal input sekali, lengkap dengan foto dan kategori.

  • Stok otomatis terupdate

  • Kalau roti keju dipesan, bahan dasarnya langsung berkurang di sistem. jadi nggak bakal kelupaan restock.

  • Laporan harian otomatis dan grafik penjualan

  • Tante bisa tahu hari apa yang paling rame, menu mana yang paling laku, dan berapa total omzet harian, semua langsung dari HP.

  • Terima Pembayaran Tunai dan QRIS

  • Biar nggak repot, dan pelanggan bisa bayar via dompet digital.

Setelah aku jelasin, tante kelihatan sedikit khawatir di awal. "Tapi aku bukan orang IT, bisa nggak ngelola beginian?"

Aku yakinkan, "Ini aplikasi-nya dibuat untuk orang awam. Malah lebih mudah dari pakai HP. Dan ada support teknis kalau butuh bantuan." Jawabku.

Penutup

Awalnya, aku cuma niat liburan. Tapi ternyata, liburan itu membuka peluang buat saya untuk ikut ambil bagian merintis usaha kafe tente.

Dan semuanya dimulai dari percakapan santai di ruang tamu, dengan satu ide sederhana: "Aku pengen bikin kafe."

Kalau kamu juga sedang memikirkan langkah awal usaha kuliner, mungkin cerita ini bisa jadi pengingat. Bahwa teknologi seperti WiFi Internet ataupun Aplikasi Kasir dari Indibiz  bisa menjadi kunci untuk menarik minat pelanggan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun