Mohon tunggu...
Jonru Ginting
Jonru Ginting Mohon Tunggu... wiraswasta -

Content Writer, Socmed Activist | Penerima penghargaan Super Blog (juara tahunan) di ajang "Internet Sehat Blog Award 2009" | Blog pribadi: www.jonru.com | Twitter: @jonru | Instagram: @jonru | Channel Resmi Telegram: @infojonru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Dinda, Ibu Hamil, dan Egoisme Kita

17 April 2014   18:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya seorang teman pria yang usianya masih 20 tahun, dan tentu belum menikah. Sebut saja namanya A. Ayahnya meninggal saat dia masih SMA, dan di rumah dia hanya tinggal bertiga dengan ibu dan seorang kakaknya. Suatu hari, A curhat pada saya, "Barusan aku bertengkar dengan ibu."

"Lho, kenapa?"

"Aku memprotes karena dia terlalu sibuk beraktivitas di luar, dan anaknya jadi terlantar. Padahal dulu kami sudah janji, ibu tak perlu bekerja. Aku dan kakak yang akan bekerja untuk biaya hidup kami. Tapi belakangan ini ibu makin sibuk mencari aktivitas di luar sana, yang tak jelas juntrungannya. Aku benci ibu, karena dia lebih mementingkan aktivitas di luar ketimbang mengurus anaknya sendiri."

Saya tersenyum setelah mendengar penuturannya itu. Lalu saya berkata, "Ya, saya bisa memaklumi kejengkelan kamu. Tapi pernahkah kamu memikirkan bagaimana perasaan ibumu? Dia seorang janda, merasa kesepian karena hanya bisa bengong di rumah, tak ada yang menemani. Anak-anaknya sibuk bekerja, tak ada yang memperhatikan dirinya. Saya kira, dia mencari kesibukan justru untuk mengusir rasa kesepian yang dia alami. Kamu memang berhak menuntut perhatian dari ibumu. Tapi apa kamu bisa memahami bagaimana situasi membosankan dan kesepian yang dialami oleh ibumu?"

Si A manggut-manggut, menyadari sesuatu, lalu ia berkata, "Hm... benar juga, ya. Saya tadi belum kepikiran sampai ke situ."

Begitulah jika kita bisa berempati terhadap orang lain. Kita coba memahami dirinya, mencoba memposisikan diri sebagai dirinya. Jika berhasil, maka sifat egois kita akan tergantikan oleh empati yang sangat indah.


Semoga bermanfaat.

Jonru
Founder & Direktur Dapur Buku
Cara Baru Menerbitkan Buku

Follow me: @jonru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun