Mohon tunggu...
Harjono Honoris
Harjono Honoris Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Generasi Ke-2 Penjaga Toko Obat Cina Makassar | Aktif di Instagram Multi Prima @obatmultiprima

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memasak: From Zero to Hero

27 Februari 2017   08:57 Diperbarui: 27 Februari 2017   18:00 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[Ilustrasi Memasak: http://maxpixel.freegreatpicture.com/static/photo/1x/Kitchen-Frog-Cooking-Delicious-Gourmet-Eat-Soup-929341.png]

Aku Gak Bisa Masak

Sebagai anak-anak kos, kami biasa mengadakan acara masak bareng apalagi kalau udah bosan makan di luar. Setiap orang mempunyai keahlian masing-masing dalam memasak: Mas Hadi, chef utama serba bisa yang punya resep khusus ayam goreng dan nasi goreng, Mba Hilda, asisten chef yang ahli tawar-menawar dan mengolah sayur dan mi instan, Mba Tika, ahli dessert dengan membuat berbagai es buah dan teknik memotong buah sayur yang wow, sedangkan aku Jono, anak bawang, skill memasak paling rendah.

Selama 20 tahun, jumlah berapa kali aku megang kompor tuh bisa dihitung dengan jari. Hidup sebagai anak terkecil meloloskanku dari tugas-tugas rumah, termasuk memasak. Kalau orang tua lagi nggak ada di rumah, biasanya kakak-kakakku aja yang sukarela masakin mi atau nasi goreng, jadinya aku nggak repot. Eits, bukan berarti aku gak bisa masak sama sekali, aku masih bisa merebus air dan memasak segala sesuatu yang bisa dimasukin dalam air panas, seperti sup atau mi instan. Yah... cuma itu, nggak enak.

Dulu pernah nyoba masak sayur bayam, sayurnya direbus dan ditambahin bumbu kaldu ayam. Rasanya sih ada, tapi sayurnya... lembek seperti kerupuk tenggelam (Hi...). Dulu pernah nyoba masak mi instan campur telur, maunya sih jadi mi kuah dengan telur setengah matang gitu, jadi kerasa cairan kuning telurnya. Ketika minya ditiriskan, telurnya hilang. Ternyata karena terlalu lama direbus, telurnya malah diserap oleh mi. Rasa minya jadi gak sesuai bayangan, melar lagi (Hii....). Teman-teman kosku nggak pernah mencicipi dua makanan mengerikan ini, tapi ketika Mba Tika melihat caraku memegang pisau, dia langsung mengambil alih pisau itu, dan dengan senyum, menyuruhku untuk mencabut daun kangkung saja. Mba Tika sadar, nyawa anak manusia lebih berharga daripada sebatang kangkung.

[Menjauhlah dari kompor, nak. https://i.vimeocdn.com/video/125851902_1280x960.jpg]

Hari Di Mana Aku Terpaksa Masak

Kemudian, tibalah hari itu, hari Libur Lebaran di mana teman-teman kos sepakat untuk berpiknik di ta taman, dan setiap orang harus membawa makanan buatan sendiri. Cilaka... aku pun tidak terkecuali. Namun, mungkin ini kesempatan untuk mengubah reputasiku di antara anak kos, menambah harga diriku di antara kumpulan-kumpulan chef ini. Namun, apa yang harus aku masak? Coba ingat, coba ingat, dulu kakakku pernah masak telur masak tomat di mana masaknya nggak terlalu susah; tinggal rebus tomat sampai lembek, tambahkan sedikit bumbu, campur dengan telur, tunggu sampai mendidih, dan wes jadi. Aku coba aja ini.

Baru mulai memasak, udah mulai kacau. Rebus tomat sampai lembek itu ternyata lama, padahal udah mau berangkat kemah setengah jam lagi, belum bersih-bersihnya. Melihat tomatnya belum lembek, aku angkat aja tomatnya lalu aku tumbuk-tumbuk pakai sendok, bentuknya jadi seperti pasta. Kemudian campurin garam, gula, dan ajinomoto, lalu diaduk rata. Aku icip, rasanya tampaknya lumayan. Setelahnya, pasta tomat itu direbus lagi sampai mendidih, dan karena gak ada telur, aku cuma masukin campuran sayur seperti brokoli, woter, dan jagung muda. Selesai. Aku menuang hidangan tomat itu ke kontainer plastik untuk piknik.

[kira-kira beginilah gambar masakan tomatku. https://pixabay.com/p-74303/?no_redirect]

Tiba waktunya makan siang. Semua membuka kontainer berisi makanan: nasi putih, ayam goreng, bayam tumis bawang putih, tempe goreng, es buah campur susu, dan... tomat campur sayurku. Semua menyendok nasi putih ke piringnya, beberapa penasaran akan sayur tomat yang kubuat, mungkin karena warnanya merah menyolok, dan menyendoknya ke piring mereka! Dalam hati, rasanya aku sudah mau tutup mata dan telinga, gak mau mendengar dan melihat apa komentar mereka soal masakanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun