Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Terintegrasi

14 Maret 2020   16:09 Diperbarui: 14 Maret 2020   16:11 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BELAJAR BUKAN UNTUK DIHAFALI, TETAPI DIPAHAMI.

Judul dari sebuah artikel di KOMPASIANA, dan artikel itu sangat bagus. Runtut, tata bahasa yang rapi, dan referensi yang cukup. Walau ada bagian artikel yang saya rasa kurang pas, tetapi saya angkat topi tanda hormat ke penulisnya, terimakasih kapada mbak Sofia Amalia, penulis artikel tersebut.

Menghafal kaitannya ke mengingat, tentang daya ingat. Mana lebih baik, memahami apa yang sudah diingat atau mengingat apa yang sudah dipahami. Kemungkinan besar tidak bagus jika kita pilih hanya satu dari dua hal di atas,tetapi harus kombinasi sekaligus. Ada kalanya saya hafal terlebih dahulu, lalu saya renungkan, kemudian saya menjadi paham. Di saat lain, saya harus paham terlebih dahulu, kemudian saya ulang agar saya mengingat.

Dalam proses belajar, menghafal (mengingat) dan memahami adalah dua proses yang mesti terintegrasi, istilah kerennya dalam ilmu termodinamika, reversible. Ingatan membantu pemahaman, pemahaman membantu ingatan.

Saya membaca sebuah buku tentang genom, pemetaan gen manusia. Latar pengetahuan saya tentang gen sangat minim, lebih tepatnya nihil. Jadi saya hafal (tanpa paham) sebuah paragaraf pendahuluan di buku itu. Isinya begini : Sebuah buku (GENOM) terdiri dari 23 bab (KROMOSOM). Setiap bab terdiri dari ribuan cerita (GEN), setiap cerita terdiri dari paragaraf (EKSON), terkadang paragaraf diselingi iklan (tidak memiliki makna), disebut INTRON. Setiap paragaraf terdiri dari kata (KODON), dan setiap kata terdiri dari huruf-huruf (BASA).

Tentu saja aku tidak atau belum bisa paham, tapi kuputuskan menghafal mati. Nah, aku berungtung, yang saya hafal itu sangat membantu saya memahami (meski secara garis besar) bab demi bab dalam buku tersebut. Kini saya tiba di bab X, tentang kromosom nomor X. Ini sebuah contoh tentang hafalan (ingatan) yang membantu pemahaman.

Dalam sebuah buku tentang modalitas belajar disebutkan ada tiga cara belajar, disingkat dengan VAK, Visual, Auditorial, Kinestetik. Dari pengalaman panjang berinteraksi dengan siswa, ketiga modalitas itu tidak terpisah, tetapi porsinya berbeda-beda pada diri setiap siswa. Tidak ada siswa yang modalitasnya hanya visual, hanya auditorial, atau hanya kinestetik. Yang tepat adalah, ketiga modalitas belajar itu digunakan secara terintegrasi dan saling mendukung (sinergis).

Contoh lain, saat belajar algoritma pemograman, terasa betul manfaat dari hafalan.Tentu saja jika kita berhenti pada level hafalan, kita tidak memperoleh apapun. Tetapi sulit sekali menapak ke level pemahaman, jika kita tidak menghafal, sebab algoritma bahasa pemograman itu penuh dengan simbol-simbol yang harus kita ingat artinya.

Jadi saya tiba pada kesimpulan bahwa belajar yang terbaik adalah melibatkan seluruh apa yang kita miliki. Menghafal terintegrasi dengan memahami, seluruh modalitas belajar gunakan dengan optimal.

Jadi, siswa saya saya beri saran seperti ini:

ketika kau belajar di rumah, jangan statis dengan duduk terus menerus di kursi. tetapi manfaatkan seluruh modalitas yang kau miliki. Suatu saat berdiri dan berjalanlah sambil kau baca bukumu, atau duduk di lantai kemudian berbaring, bahkan jika perlu sambil kau regangkan otot kakimu. Itu perlu agar modalitas kinestetikmu mendukung pelajaranmu. Di saat lain bersuaralah, dengarkan apa yang kau baca, agar kemampuan audiotorialmu ikut mendukung ingatanmu, lakukan seolah-olah kau sedang menjelaskan ke kerumunan anak-anak. Di saat lain tutup matamu, atau matikan lampu, lalu bayangkan yang kau baca itu sebagai sebuah gambar, buat sendiri rincian dan detilnya. Itu agar kemampuan visualmu mendukung kau saat belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun