Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kencing Setan dan Energi Ramah Lingkungan

6 Desember 2017   15:09 Diperbarui: 6 Desember 2017   15:12 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman kerajaan Yunani kuno, minyak bumi mendapat julukan yang seram, cairankencing setan. Warnanya yang hitam dan sangat bau menjadi alasan julukan yang seram itu. Rakyat Yunani sering menaburkan cairan kencing setan itu sepanjang sisi kiri dan sisi kanan jalan menuju istana raja lalu menyulutnya dengan api. Jalan ke istana menjadi benderang, dan istana tampak jelas di malam yang pekat dan gulita itu. Satu-satunya kegunaan cairan kencing setan itu ya hanya itu.

"1. Perjalanan nasib Kencing Setan

Perkembangan teknik permesinan yang dipicu oleh revolusi industri, yaitu ditemukannya teknologi combustion internal pada bidang permesinan, serta-merta mengubah nasib cairan kencing setan itu menjadi mutiara hitam, lalu naik kelas menjadi emas hitam, dari barang najis menjadi harta karun yang diburu dan dicari segala bangsa ke semua pelosok bumi. Telah terjadi banyak perang antar bangsa, dan mungkin masih akan terjadi,  hanya untuk memperebutkan emas hitam, si kencing setan ini.

Kini, takterbayangkan bagaimana roda perekonomian dunia akan berputar tanpa kehadiran emas hitam ini. Wilayah yang kandungan deposit kencing setannya banyak mendadak menjadi negeri makmur sentosa. Si kencing setan menjadi sumber energi utama penggerak roda ekonomi seluruh dunia, bukan cuma itu, emas hitam juga menjadi kekuatan politik penekan yang sangat ampuh, politik minyak.

Daya hipnotis si kencing setan yang begitu kuat, membuat mata manusia tertutupi labirin nafsu, dan terlambat menyadari bahwa ekstraksi energi dari emas hitam yang massif dan kolosal ternyata membawa dampak sangat buruk terhadap lingkungan, bahkan menuju terancamnya eksistensi manusia itu sendiri. Emisi gas dan partikulat pada skala yang super massif ternyata memicu perubahan iklim global, kini menjadi masalah besar yang mesti dihadapi. Kesadaran yang sangat terlambat, yang datang di saat ketergantungan terhadap kencing setan sudah tidak mungkin ditanggalkan, atau bisa ditanggalkan hanya jika cadangan kencing setan di perut bumi sudah habis tuntas dikeruk dan dibakar.

Dari barang najis menjadi barang berguna, lalu menjadi primadona, lalu menjadi terdakwa perusak lingkungan, perjalanan nasib si kencing setan mirip seperti rolling-coaster.

Maka saya mengajukan hipotesis bahwa akan selalu ada dampak yang unpredictable yang ditimbulkan oleh kegiatan ekstraksi energi, dari sumber apapun itu.

'2. Akhir Nasib (?)

Kini berbagai bangsa sibuk mencari sumber energi alternatif, diimbuhi oleh energi terbarukan, ditimpali pula dengan energi ramah lingkungan. Jelas bahwa pendorong utama usaha ini bukanlah kecintaan terhadap lingkungan, tetapi kekhawatiran pada malapetaka ekonomi di masa depan. Bayangkan jika deposit kencing setan telah habis tuntas, sementara sumber energi lain belum ditemukan atau belum diciptakan, malapetaka besar-besaran yang mungkin tidak sanggup ditanggung oleh umat manusia beserta keserakahannya, akan terjadi dan sangat mengancam.

Banyak jenis energi alternatif yang sudah disebut-sebut dan dalam skala kecil-menengah sudah terwujud. Misalnya energi panas bumi, tenaga hidro, energi bayu (angin), energi surya, energi potensial air terjun, dan lain-lain. Bauran dari semua energi alternatif itu nyata-nyata tidak berdaya menggeser kecintaan manusia akan cairan kencing setan. Akhir kiamat bagi kencing setan hanya jika depositnya sudah nol, tandas tuntas dihisap dari perut bumi.

'3. Energi Ramah Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun