Jujur, displin, tidak mudah menyerah, hemat sumber daya, efisien dan efektif, kompetitif, kompetensi tinggi, visi yang melampaui masa, dan kreatif. Itu karakter yang harus tertanam pada diri setiap manusia yang produktif.
“Pertumbuhan berbasis produksi”, adalah sesuatu yang menjadi kewajiban di semua aktifitas ekonomi, agar sebuah bangsa atau Negara memiliki dasar yang kuat untuk mendaki tangga peradaban, agar masyarakat tidak terjebak di dalam lingkaran setan kesejahteraan ekonomi yang stagnan.
Di mata saya, hal inilah yang membedakan rezim Jokowi dengan seluruh rezim sebelumnya.
Konsekuensi perubahan dari “pertumbuhan berbasis konsumsi” menjadi “pertumbuhan berbasis produksi” adalah hapusnya subsidi. Menghapus subsidi adalah tindakan tidak populer dan menyusahkan banyak kalangan, menuai banyak protes dan banyak kecaman. Belum ada rezim terdahulu yang dengan berani mengambil tindakan tidak populer seperti ini (meski sangat dibutuhkan), keberanian seperti itu baru ada sekarang.
Itu sebabnya mudah saya pahami, mengapa setengah periode Pak Jokowi sudah berhasil membangun jalan raya yang lebih panjang, bendungan yang lebih banyak, pelabuhan yang lebih banyak, bandara udara yang lebih banyak, pembangkit listrik yang lebih banyak, dibandingkan dengan sepuluh tahun (dua periode) rezim terdahulu. Semua itu adalah kebutuhan dasar untuk mempersiapkan bangsa ini meraih “pertumbuhan ekonomi berbasis produksi”.
Tentu saja banyak hal juga yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan, itu sangat manusiawi, dan pak Jokowi pasti mengakui hal itu.
‘4. Janji Kesejahteraan
Betulkah ada rezim yang mampu mensejahterakan rakyat? Ya dan tidak. Tetapi hal yang pasti adalah bahwa “saya harus mensejahterakan diri saya sendiri”. Pemerintah berkewajiban menyediakan infrastruktur dasar, dan menciptakan kondisi agar rakyat bisa bekerja keras mensejahterakan dirinya sendiri. Pemerintah wajib membuka akses ke faktor-faktor produksi yang setara bagi semua orang. Berikutnya, menjadi tanggung-jawab setiap orang untuk mensejahterakan dirinya.
Itulah yang sedang diwujudkan rezim yang sekarang, tergantung pada orang-orang bagaimana memanfaatkan peluang yang sudah ada dan yang akan ada. Walau belum terwujud dengan baik, tetapi pemerintah otw pada jalur yang pas.
Mengubah mental “konsumtif” menjadi mental “produktif” itu memang tidak mudah, banyak cacian dan cercaan, bahkan ancaman. Tetapi, ya itu adalah obat yang pahit.