Mohon tunggu...
Masihulan
Masihulan Mohon Tunggu... Belum punya -

Petualang dunia fantasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengantar Calon Pejabat di Hari Pertama Sekolah

2 Agustus 2016   15:59 Diperbarui: 2 Agustus 2016   16:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya senang dengan ungkapan sederhana yang disampaikan oleh Roem Topatimasang bahwa sekolah memang bisa mencetak seorang menjadi pejabat, tetapi juga penjahat. Kalau boleh menambahkan, sekolah juga dapat mencetak pejabat yang jahat atau disingkat Penjahat. Jika dipikir-pikir, entah pejabat ataupun penjahat, mereka sama-sama merupakan lulusan dari sebuah lembaga bernama sekolah. Dengan demikian, mengantar anak hari pertama ke sekolah sama artinya dengan mengantar anak untuk siap menjadi pejabat atau penjahat. Sampai disini pasti ada banyak orang tua yang mulai gertak gigi.

Saya mengerti bahwa orang tua manapun di dunia ini tidak akan mau anaknya menjadi penjahat. Bahkan lebih ekstrim lagi tidak ada orang tua yang mau melahirkan seorang penjahat. Bahkan penjahat sekaliber Joker sekalipun pasti ingin anaknya menjadi seperti Batman. Namun, kenyataan sekali lagi membuktikan bahwa sekolah dapat mencetak penjahat.

Dalam buku Menggugat Pendidikan karya Paulo Freire Dkk, tertulis cerita tentang kaisar Nero. Seneca, filsuf dan pakar politik Romawi kuno berbicara tentang pengalamannya. Ia punya murid terkenal namanya Nero Claudius Caesar Drusus Germanicus yang dikenal sebagai Nero sang kaisar pembunuh, Nero sang pemain teater, penyanyi, penyair, penggubah musik yang dibenci oleh siapapun yang pernah dipaksa menikmati hasil karyanya.

Nero pernah meracuni Seneca, tetapi sang guru sempat pulih kembali. Nero pernah memaksanya bunuh diri. Apakah Seneca mengajarnya untuk menghukum mati ibu, saudara-saudara, isteri dan sekian banyak rakyat jelata? Tentu tidak. Meski Seneca ikut merasa berdosa lantaran muridnya lulus dalam keadaan jauh dari waras.

Lantas apa yang membuat sekolah menghasilkan seorang penjahat? Freire dkk menganggap bahwa jawaban yang paling aman dan paling dianggap mendekati kenyataan yaitu Kehidupana dalah akademi mahabesar, kehidupanadalah guru, mau jadi apakah lulusannya, tak ada yang bisa memastikan. Atau dengan kata lain Freire dkk beranggapan bahwa kehidupanlah yang bisa memastikan apakah seseorang menjadi pejabat atau penjahat. Dengan demikian rasanya terlalu premature ketika kita menganggap bahwa sekolah satu-satunya penghasil produk bernama penjahat. Sebab sekolah hanya satu dari sekian banyak elemen dalam kehidupan yang dijalani anak.

Lalu pertanyaan selanjutnya masih pentingkah mengantar anak di “hari pertama sekolah”? jawabannya jelas sangat penting. Alasannya, apabila menilik lebih jauh ungkapan Roem Topatimasang dan jawaban Freire dkk. Saya rasa ada ruang kosong yang bernama Pilihan.Kehidupan tidak mencetak penjahat tetapi kehidupan bisa mencetak seseorang yang memilih menjadi penjahat. Oleh karena kehidupan bisa memberikan pilihan maka sekolah dan keluarga bisa saling membantu mereduksi pilihan seseorang menjadi penjahat. 

Jadi Mengantar anak di “hari pertama sekolah” adalah keputusan untuk membantu anak mereduksi pilihan-pilihan untuk menjadi seorang penjahat. Dan memberikannya kesempatan emas menjadi Pejabat. Mengantar anak "hari pertama sekolah" mengindikasikan bahwa orang tua akan selalu ada disamping anak kapanpun ia butuhkan. Sesibuk apapun orang tua, anak adalah prioritas utama. TITIK

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun