Kemudiannya dengan jurus kera saktinya pak Jo melompat dan menjabat tangan ayah Nanda ,,
"Saya terima nikah dan kawinnya Nanda Wulandari bin marjolelo dengan mahar tersebut di atas dibaya tunai"
Kontan ruang itu jadi ribut, bahkan saudara dan pihak keluarga dari Nanda mulai panik dan mulai mengayunkan bogem mentah ke arah pak Jo.
Tapi ada hal yang membuat saya terenyuh saat itu..
Nanda dengan senyum manisnya dengan linang air mata bersujud di kaki ayahnya
"Ayah,, nikahkan saya dengan lelaki ini"
Ruang semula riuh jadi terdiam.
"Ibu,,, ranah Minang terukir kisah  Siti Nurbaya berabad abad yang lalu ,,
Jangan biarkan putri sulungmu menjadi tumbal ego dan hanya karna martabat kita orang terpandang,,tidak akan jatuh ibu .
Bukankah ibu limpapeh rumah gadang ,,dipinang bujang Serawai ,,betapa Datuk dan nenek membuang ibu,,karna ibu menerima orang Bangkahulu,,dari pada nikah dengan ponakan datuk.
Akankah kisah ini ibu pertahankan untuk cerita anak cucumu kelak ibu?" Ungkap Nanda lirih
Adeeh aku bingung di ruang ini ,,,banyak bawang di ruang ini ,,
Semakin Nanda menyatakan isi hatinya ,,,semakin keras Tangis ibundanya juga sang ayah sambil tertunduk menahan linangan air matanya,,
"Jikalau tak jua restu ayah dan bunda ,,maka hapuslah namaku di Ranji silsilah suku Jambak nan gagah ini,suku keturunan raja Pagaruyung ini ,,maka buanglah Nanda dari keluarga ini ,,dan tiada pinta anak gadismu bukan Malin kundang anak durhaka,,hanya karena melawan pilihan ayah dan bunda" suara Nanda semakin lirih terdengar
Riasan wajah Nanda semakin luntur,,baju pernikahan semakin basah ,,sesaat kemudian dia meraih tangan pak Jo untuk berlalu dari ruangan iniÂ