Mohon tunggu...
吳明源 (Jonathan Calvin)
吳明源 (Jonathan Calvin) Mohon Tunggu... Administrasi - Pencerita berdasar fakta

Cerita berdasar fakta dan fenomena yang masih hangat diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan yang "Sempat" Hilang

4 Juni 2018   20:58 Diperbarui: 4 Juni 2018   21:32 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/search?client=opera&hs=OfK&biw=1600&bih=761&tbm=isch&sa=1&ei=J6cOWveJMMjYvAS485_IBw&q=detikfood+telur+asin&oq=detikfood+telur+asin&gs_l=psy-ab.3...5537.6502.0.6873.5.5.0.0.0.0.129.366.0j3.3.0....0...1.1.64.psy-ab..2.0.0....0.Fbna8kI4sUQ#imgrc=0ZG2j22LU3BY5M:

Siapa yang tidak tahu tentang Telur Asin ? Ya makanan yang satu ini memang memikatku untuk terus menerus makan lagi dan lagi. Kecintaanku pada makanan yang satu ini memang berawal dari hal yang sangat mendasar. 

Sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, mami (begitu aku memanggil ibu) selalu menghidangkan kuning telur mentah dengan ditambahi garam sepulang sekolah. Tapi, sejak merebaknya isu tentang penyakit Flu Burung yang banyak diberitakan dapat menular ke Telur Unggas, mami tidak pernah menghidangkan makanan itu lagi. Tidak ada makanan yang memiliki tingkat keasinan yang menyaingi makanan tersebut. 

Untuk mengobati kerinduanku, sejak saat itu aku sering berlari ke dapur dan mengambil setoples garam. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam, kuangkat jariku dan kujilat jariku. Sambil mengenang makanan masa kecilku, kulanjutkan proses menjilatku.

Mengetahui hal tersebut, mami langsung menarik tanganku dan memarahiku. Mami memarahiku karena belajar dari pengalaman pamanku. Mami pun bercerita dulu om ku sering melakukan hal yang sama denganku dan tidak diketahui oleh ibunya. 

Alhasil, di umurnya saat itu yang telah menginjak 40-an, pamanku menderita penyakit darah tinggi. Memang sifatku sejak kecil yang kurang mendengarkan nasihat orangtua, keesokan harinya aku tetap melakukan hal yang sama dengan cara diam-diam hingga tiba-tiba mami membelikanku makanan yang menurutku baru saat itu, Telur Asin namanya.

Segera aku mencoba makanan itu dengan cara digado (dimakan tanpa nasi tidak sebagai lauk hanya sebagai cemilan). Ternyata apa yang aku rasakan mengingatkanku pada makanan masa kecilku. Yap, kuning telur mentah asin, makanan masa kecilku yang sempat hilang karena isu Flu Burung itu. Kecintaanku pada Telur Asin semakin menjadi ketika merasakan di bagian kuning telur. 

Rasa asin beserta sedikit serat sangat nikmat apalagi kalau dapat kuning telur yang mangsir (kuning cerah dan berair) menandakan semakin nikmat dan bagus kualitas telur yang didapat. 

Aku pun mulai ingin mencari informasi lebih lanjut tentang Telur Asin, alhasil hingga saat ini aku sudah tahu bagaimana dari bagaimana proses pembuatan telur asin hingga cara memilih kualitas telur asin yang baik, cukup mudah ternyata dengan menaruh telur asin di tangan sehingga butuh kejelian dan insting yang kuat untuk membandingkan dibandingkan beratnya. Untuk proses pembuatannya pun ternyata hanya membutuhkan proses yang sederhana. 

Langkah pertama yang dilakukan dengan menyiapkan telur bebek yang telah dicuci. Setelah dicuci, telur kemudian digosok, kemudian dibaluri dengan campuran abu gosok dan garam selama kira-kira 15 hingga 20 hari. Setelah selesai proses penyimpanan dalam bubur, telur dibersihkan dari bubur campuran.

Setelah mengetahui lebih banyak mengenai makanan Telur Asin, aku pun tidak puas hanya memakan daging Telur Asin (putih telur dan kuning telur). Akhirnya aku juga mencoba makan membran telur. 

Sekali lagi, mami juga melarang katanya membran telur tempat menyaring kotoran. Aku pun tidak percaya sebagai mahasiswa pangan, aku pun mencari tahu tentang kebenaran hal ini dan ternyata cukup melegakan karena mengonsumsi membran telur tidak membahayakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun